17

21 3 0
                                    

𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒖....
𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓...

𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑧𝑎 𝑧𝑎𝑛𝑘𝑎~

Kini gadis itu tengah berbaring di atas ranjang nya sembari memainkan ponsel.

suasana kamar itu sangat hening, bahkan hanya suara dentingan jam yang terdengar di kamar itu.

𝙏𝙤𝙠.... 𝙏𝙤𝙠.... 𝙏𝙤𝙠...

suara ketukan pintu itu membuat karenza menoleh, siapa yang mengetuk pintu kamar nya malam malam begini.

Gadis itu perlahan menuruni ranjang nya, berniat membuka pintu yang sedang di ketuk itu.

𝙆𝙡𝙞𝙠𝙠...!

Karenza terdiam menatap datar seseorang di hadapan nya, sungguh kedatangan orang itu merusak mood nya.

"Ngapain lo.... Kesini... "

"Ren... lo masih marah sama gw... "

Karenza hanya terdiam, tak berniat menjawab pertanyaan pria di hadapan nya itu.

"kalo gak ada urusan... pergi aja... "

Karenza menutup pintu kamar nya begitu saja, namun langsung di tahan oleh cakra.

"ren... jangan cuekin gw... "

"renza... gw minta maaf masalah kemaren.... "

Gadis itu hanya diam.

"Renza... aku gak bisa kamu cuekin terus.... "

Pria itu mendorong pintu dengan kuat agar pintu itu terbuka semakin lebar.

ia masuk dan langsung memeluk tubuh mungil kekasih nya.

"gw khawatir banget ren... gw takut lo kenapa napa... "

"gw denger dari salah satu anggota gw.. yang sekolah di SMA yang sama kayak lo... "

"lo pingsan ya tadi pagi.. "

Karenza masih diam , tak ada balasan dari gadis itu.

tak ada penolakan dari renza saat tubuh nya di peluk, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut manis nya.

"sayang... jangan marah lama lama... aku gak bisa.. aku tau kemaren aku salah.... "

cakra beralih menatap kedua manik mata milik renza.

lensa mata cakra yang ber air dapat di lihat jelas oleh renza.

Karenza secara perlahan melepas kan tangan cakra yang melingkar di pinggang ramping nya.

dan tak mendapat penolakan dari pria itu.

Renza beralih menutup pintu kamar nya, lalu berjalan menuju ranjang.

gadis itu terduduk dengan anggun di sisi ranjang nya sembari menatap dinding putih di hadapan nya.

Sedangkan cakra masih terdiam di tempat.

"aku gak marah sama kamu.. aku gak benci sama kamu... "

"Tapi aku kecewa sama kamu... Cakra... "

"aku kecewa... saat seseorang yang sangat aku percaya... malah gak percaya sama aku dan lebih milih percaya sama wanita lain.. "

Deg!

jantung cakra menghilang sejenak, suara lembut gadis itu saat menggunakan kata 'aku, kamu' benar benar menusuk jutaan lapisan hati cakra.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang