36

11 2 0
                                    

𝑷𝒆𝒏𝒚𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒏𝒚𝒂..

𝐶𝑎𝑘𝑟𝑎 𝑤𝑖𝑙𝑙𝑖𝑎𝑚~

Peluh keringat di leher dan wajah pria itu sudah tak bisa di hitung lagi.

Rasa sakit di hati nya benar-benar tak  bisa hilang meskipun samsak itu sudah lebih dari tiga jam ia pukuli.

"Bangsat..! "

𝘽𝙪𝙜𝙝!

"Anjing..! "

𝘿𝙪𝙜𝙝!

"Bodoh..! "

𝘽𝙪𝙜𝙝!

Tak ada rasa puas di hati nya walau tangan itu sudah memar akibat terlalu lama memukul.

Bayangan saat melihat rasa putus asa dari gadis itu benar benar menghantui benak nya.

Darah itu... Air mata itu... Dan tatapan itu... Kenapa...?

𝘿𝙪𝙜𝙝!

"Akh...!! "

Akhir nya tubuh cakra tumbang dan terbaring lelah di lantai.

Kala ia sudah tak sanggup lagi meluap kan segala nya.

Tak ada isakan melainkan buliran bening itu yang luruh dengan sendiri nya.

"Bos.... Minum... "

Tiba tiba saja fajar datang sembari membawa sebotol minuman untuk cakra.

Di susul dengan kedatangan zero.

Kedua nya iba melihat kondisi sang ketua.

Pria tegas dan dingin yang mereka kenal kini benar benar kacau.

Fajar duduk di samping tubuh cakra mencoba menemani kesendirian ketua nya itu.

Sedangkan Zero pergi memeriksa samsak yang tadi pagi baru ia beli.

"Gw bodoh jar... Gw brengsek...! "

Suara serak itu membuat fajar bertambah iba, ia menatap ke arah zero yang sedang memeriksa samsak di depan sana.

"Kasian samsak nya.... "

"Tapi gw lebih kasian sama tangan ganteng lo bos... "

Fajar beralih menatap tangan berbalut kain tipis milik cakra yang terluka dan gemetaran itu.

Tangan itu memerah  akibat terlalu lama memukul samsak.

"Gw jahat jar... "

"Gw brengsek... "

Fajar hanya bisa menghela nafas pelan.

Dan..

"Nggak.. Lo gak jahat... Dan lo gak brengsek... "

"Cuma... Cara lo perlakuin dia yang salah... "

Dapat dengan jelas fajar melihat tangan cakra semakin gemetar hebat.

Sesekali isakan mulai terdengar dari pria itu.

"Kalo lo masih belum puas... Lo boleh jadiin gw samsak... Dan lo boleh pukulin gw semau lo... "

Zero mendekat dan menawarkan diri untuk menjadi sasaran empuk ketua nya.

"Nggak... Gw gak mau itu... "

"Gw cuma mau liat dia... Gw takut dia kenapa-napa.... "

Zero hanya menghela nafas pelan, lalu beralih duduk di lantai di samping fajar.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang