33

12 3 0
                                    

___

Desiran angin pantai saat senja melanda benar benar sangat menenangkan .

Sekarang sudah hampir dua minggu dari sejak renza keluar dari rumah sakit.

Pemandangan indah dari matahari terbenam benar benar terasa seperti surga dunia.

Hari ini adalah hari di mana renza menginjak usia sembilan belas tahun.

Di temani oleh cakra di samping nya, renza datang ketempat yang begitu indah ini.

Di tempat dulu ketiga sahabatnya pernah berjanji.

Mereka akan datang ketempat itu untuk merayakan ulang tahun renza.

Namun siapa sangka, sebelum waktu itu tiba.

Tuhan telah membuat hubungan itu selesai dengan menyisakan sebuah janji yang teringkar.

"Sahabat... Adalah satu kata yang menyimpan ribuan makna di dalam nya... "

"Makna yang tak terasampai kan.. "

"Kata yang mampu membuat kita merasa memiliki dan kehilangan.. "

Gadis itu menatap lurus ke arah laut yang membentang luas di sana.

Dua tahun masa yang ia jalani bersama ke tiga sahabat nya itu kini hanya tersisa sebagai cerita.

"Lo kangen mereka ren...? "

Akhir nya cakra membuka suara saat melihat rasa rindu yang begitu besar di wajah gadis nya.

"Oh...tentu... "

"Gak ada alasan bagi gw.. Buat gak rindu sama mereka... "

Gadis itu menoleh ke arah cakra yang duduk di samping nya dengan tatapan teduh.

"Terlebih lagi dia... "

"Yang tepat sebulan yang lalu ninggalin gw.... "

"Gw kangen banget sama dia... "

Mata gadis itu terlihat mulai berair, kala mengingat kejadian di mana detik terakhir ia melihat sahabat nya.

Detik terakhir sebelum kuasa Tuhan benar benar terjadi, detik detik di mana ia melihat kulaian lemas raga tak bernyawa di pangkuan nya.

"Gw kangen banget sama dia... "

Setetes buliran bening itu akhirnya luruh dari ujung mata renza.

Kesedihan yang tak tergambar kan itu benar benar menyakitkan bagi nya.

Sedang kan Cakra langsung menarik gadis itu ke dalam pelukan nya.

"Jangan sedih... Gw ada di sini cantik...... "

Bukan nya tenang, gadis itu malah sesegukan dalam pelukan cakra.

"Tapi ini sakit ra... Ini bukan kali pertama gw kehilangan sahabat... "

"Gw sakit... "

Mendengar itu cakra masih berusaha untuk mengenang kan sang kekasih.

Ia tahu bagaimana rasanya kehilangan, maka dari itu dengan sabar cakra mengusap kepala renza yang bertengger di dada bidang nya.

"Jangan berlarut dalam kesedihan .... Sayang... "

"Sedih itu gak baik... Karna semakin kamu sedih.. Maka rasa sakit itu akan semakin jelas... "

Pria itu memeluk tubuh renza semakin erat menyalur kan rasa tenang kepada gadis itu.

"Jangan lupa senyum... Senyum lo itu anugrah bagi gw.. "

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang