38

14 2 0
                                    

3 tahun kemudian...

____

Tiga tahun telah berlalu masa sepi yang dilewati oleh Cakra, tanpa kehadirannya gadis itu.

Rasa kehilangan yang begitu besar atas kepergian Renza  membuat Cakra kembali menjadi pria yang kejam dan dingin.

Ia belum bisa menerima kenyataan bahwa Gadis itu benar-benar telah pergi.

Hingga sampai saat ini Tahta Queen ratarsa tetap ia kosongkan, Bahkan ia tak menerima orang lain untuk menggantikan posisi gadis itu.

" Ra.. anggota kita udah berkurang 2 lagi gara-gara tawuran semalam... "

"Kalau kayak gini terus Ratarsa bisa mati.... "

Elang berucap, sembari duduk di samping Cakra yang duduk di sofa hitam.

Cakra tak menggubris ucapan bawahannya itu, Ia Malah dengan santainya menghembuskan asap rokok yang ia hisap.

Elang yang tak mendapat respon dari ketuanya, hanya bisa menghela nafas pelan.

Elang dapat merasakan perubahan besar dari Ketuanya itu semenjak kepergian queen-nya.

Bahkan dalam tiga tahun ini, ratarsa  sudah kehilangan 15 anggota karena tawuran yang sering di ikuti oleh organisasi itu.

"Ra... Ratarsa bisa bubar karna sikap acuh lo ini.... "

Bujuk Elang, mencoba menyadar kan sahabat berstatus bos nya itu.

Namun...

"Kalo gitu... Lo aja yang jadi ketua nya... "

Elang akhir nya diam kala suara datar cakra benar benar tak dapat ia bantah.

"Kenapa lo diem..? "

Elang hanya menggeleng pelan lalu terkekeh kecil karna perubahan pria di samping nya itu.

"Sorry... " ucap nya.

Cakra hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

Pria itu kembali menghidup kan batang rokok ketiga malam ini.

Namun suara sering ponsel, membuat pria itu berdecih kesal.

Cakra merogoh saku celana nya lalu mengambil benda pipih berlogo apel dari dalam sana. Lalu..

"Hmm... "

".......... "

"Gak bisa.... Gw sibuk... "

"........... "

"Cih.... Ngerepotin... Oke.. "

"........ "

"Iya.... "

Setelah sambungan telfon itu terputus, seketika cakra berdiri dari duduk nya.

Lalu kembali memasuk kan ponsel nya ke dalam saku.

"Ikut gw... "

Perintah nya pada Elang dan langsung di setujui oleh pria itu.

                             ***

Gadis kecil itu terlihat berlari lari dengan senang di pusat perbelanjaan.

Rasa yang sangat menyenangkan jika ia bisa berjalan jalan dan bebas dari yang nama nya belajar.

Namun siapa yang akan menyangka bahwa gadis itu akan lepas dari pengawasan orang dewasa.

Dan malah bertemu dengan orang yang tidak baik.

"Hai adik kecil... Ikut om yuk.. Kita beli permen.... Sama ice cream mau.......? "

Tawar seorang pria paruh baya pada gadis kecil itu.

𝑵𝒐𝒏𝒂 𝒒𝒖𝒆𝒆𝒏[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang