02

12.4K 1K 31
                                    

Moskow, Rusia.

Polisi dengan pangkat Chief itu kini telah menginjakan kakinya di kota paling padat di Rusia.

Melihat begitu banyaknya orang yang berlalu lalang membuat Stevens menghembuskan nafas dalam. Para pengedar itu memilih tempat yang bagus untuk bersembunyi di tempat sepadat ini, karena tidak akan mudah untuk di temukan dalam beberapa hari.

"Jika saja Redhyer membantuku, aku tidak akan datang ke tempat ini." Gerutu Stevens dan masuk kedalam mobil, melajukan mobilnya ke sebuah apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya selama di Rusia.

"Aku sudah sampai."

"Kami sudah menghubungi polisi di Rusia untuk membantu mu pak, kau bisa melakukannya dengan bantuan mereka." Suara di sebrang sana

"Hm" jawab Stevens dan mengakhiri panggilannya.

Polisi muda itu menatap kesekeliling, melihat ke sepanjang jalan yang kini telah banyak berubah di penglihatannya.

"Oh, masih ada di sana." Stevens menepikan mobilnya dan langsung turun. Ia masuk ke tempat penjual coffee yang sangat terkenal di Moskow.

"Selamat datang." Sambutnya dalam bahasa Rusia.

Stevens hanya mengangguk, bagaimanapun ia hanya bisa berbahasa inggris dan itali.

"One please." Tunjuk Stevens pada menu coffee yang terpajang di dekat kasir.

"Silahkan tunggu." Ucap pelayan yang menyapanya tadi dan Stevens mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk.

"Tidak ada yang kosong." Stevens masih berdiri, hampir semua kursi yang ada di sana telah di duduki oleh pria paruh baya dan hanya ada satu kursi yang tersisa.

"Permisi, bisa aku duduk di sini?" Tanya Stevens pada pria paruh baya yang tengah meminum coffeenya sembari menatap ke luar jendela.

"Tentu." Jawabnya dengan senyum kecil saat melihat Stevens.

Stevens yang mendapatkan izin itu akhirnya mendudukkan dirinya sembari menunggu Coffee yang ia pesan. Di situasi itu Stevens memperhatikan pria yang cukup berumur itu dengan seksama, di lihat dari pakaiannya sepertinya pria itu cukup berpengaruh.

"Apa pekerjaanmu?"

"H-ha, ahh.. aku seorang polisi." Jawab Stevens, ia merasa terkejut saat pria itu tiba tiba bertanya kepadanya.

"Seorang polisi." Beo nya dan mengangguk sembari menyimpan gelas berisi coffee itu.

"Kau cukup santai untuk seukuran polisi." Lanjutnya menatap pakaian Stevens yang terlihat santai dengan kemejanya.

"Aku harus menyamar." Ucap Stevens dan mengambil coffee miliknya yang baru saja di antarkan.

"Apa kau sedang dalam misi?" Tanya pria itu lagi dan Stevens mengangguk.

"Butuh bantuan?" Tawar pria itu membuat Stevens meletakan cangkir di tangannya.

"Bantuan seperti apa?"

"Tergantung padamu, bantuan seperti apa yang kau inginkan?" Pria paruh baya itu kembali bertanya membuat Stevens mengerti akan satu hal.

"Melihat dari tawaran, sepertinya anda cukup berpengaruh. Apa yang harus ku lakukan sebagai gantinya?"

"Sederhana." Ucapnya dan kembali mengangkat gelas kecil berisi coffee itu, "Kau hanya perlu bertunangan dengan anakku."

"Untuk apa aku melakukannya?" Tanya Stevens dengan smirik kecil di bibirnya.

"Kau butuh bantu-... tidak. Sebenarnya aku yang butuh bantuan." Ralat pria itu dan menatap Stevens dari ujung kepala sampai kaki.

"Kau terlihat familiar, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya pria tua itu setelah selesai memperhatikan Stevens.

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang