08

8.6K 906 58
                                    

"Ahh..."

Stevens menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, kepalanya terasa berat setelah seharian mengurus kasus di kantor.

"Kenapa tidak bisa?" Stevens menjauhkan handphonenya, ia berusaha menghubungi Kiev tapi tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Apa dia menghindari ku Sekarang?" Polisi muda itu menatap tak percaya, kini ia mencoba menghubungi Wisel.

"Wisel, aku tidak bisa menelpon Kiev." Adunya saat ia berhasil menghubungi Wisel.

"Dia mungkin merusak telpon rumah."

"Bisa kau lihat ke kamarnya?"

"Kau menyuruhku?"

"Tolong."

Wisel menggelengkan kepalanya, ia berjalan ke kamar anaknya yang memiliki batas kegelapan.

"Kiev..." Tidak ada jawaban sama sekali saat Wisel membuka pintu kamar anaknya.

"Dia tidak ada di kamarnya, Steve."

"Apa? Kemana dia pergi?" Stevens mendudukkan dirinya.

"Aku tidak tahu kemana dia pergi."

"Dia tidak mungkin mencari kucing liar bukan?

"Yah, aku tidak tahu. Mungkin saja"

"Apa! Bagaimana bisa dia pergi mencari kucing liar saat dia memiliki tunangan sepertiku?"

"Tunangan macam apa yang tidak memberinya kepuasan."

"APA!!"

Wisel menjauhkan handphonenya saat mendengar teriakan di seberang sana, ia tertawa kecil sebelum kembali menutup pintu kamar Kiev.

"Kau bisa menanyakannya nanti, aku ingin tidur."

"Aku akan kembali besok! Ini tidak bisa di biarkan!" Stevens mematikan panggilannya, ia merasa kesal.

"Hah, kucing liar? Yang benar saja." Stevens menghidupkan shower, ia harus mandi menggunakan air dingin untuk meredakan kekesalannya.

"Tidak, aku akan pergi sekarang."

~'~

"Kau tetap kurus, kurasa aku memberimu makan." Kiev mengusap pelan se'ekor kucing berwarna putih di depannya, kucing malang yang ia temukan satu tahun yang lalu.

"Apa kau tidak melihat makanannya?" Kiev mendekatkan makanan yang ia bawa. Ia tersenyum kecil saat melihat kucing yang memiliki nasib sama seperti dirinya.

"Tidak adil bukan?" Tanyanya melihat kucing yang kini dengan lahap memakan makanan yang ia berikan. Tangan besarnya terus mengusap anak kucing itu dengan lembut.

Sudah satu tahun sejak Kiev menemukan kucing berwarna putih itu, kucing kotor yang ia temukan di pinggir jalan. Dan lihatlah sekarang, setelah ia merawatnya dan membiarkan kucing itu tinggal di taman belakang rumahnya kucing itu terlihat lebih baik meskipun hanya satu matanya yang berfungsi untuk melihat.

"Aku akan menemanimu." Kiev menatap ke sekeliling, dimana taman miliknya hanya memiliki sedikit pencahayaan.

"Hahh..."

Kucing putih itu menoleh ke arah Kiev saat mendengar hembusan nafas dari sang majikan.

"Kau mendengarnya?" Tanya kiev dan kucing itu kembali memakan makanannya.

"Apa aku akan terlihat gila jika mengeluh kepadamu?"

Meow

"Benarkan? Apa aku gila?"

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang