15

7.7K 830 66
                                    

"Apa anda yang menemani Kiev?"

Stevens mendongakkan kepalanya, seorang dokter bertanya sembari menutup pintu ruangan Kiev.

"Ya, apa terjadi sesuatu?" Stevens mendekat kearah sang dokter

"Silahkan ikut ke ruangan saya." Dokter itu tersenyum tipis dan mulai melangkah di ikuti Stevens yang kini merasa was was tentang hal apa yang akan dibicarakan.

"Silahkan duduk pak." Dokter bername tag Lavies itu mempersilahkan Stevens untuk duduk

"Jadi..apa hubungan anda dengan Kiev?"

Kiev? Stevens sempat mengerutkan keningnya. Merasa heran dengan sang dokter yang terlihat santai saat menyebut nama Kiev.

"Anda cukup santai, apa hubungan anda dengan tunangan saya?" Tanya Steven sembari memberikan jawaban yang terdengar menyebalkan.

"Saya dokternya." Jawab Lavies dengan alis yang menyatu.

"Si botak bilang Kiev tidak memiliki dokter pribadi."

"Saya memang bukan dokter pribadinya, tapi saya sudah mengobati Kiev sejak lama."

"Kenapa anda memanggil Kiev dengan santai?"

"Saya lebih tua dari Kiev, terlebih lagi saya sudah mengenalnya jauh sebelum anda mengaku sebagai tunangannya."

"Mengaku? Heh.." Stevens mendengus

"Tidak ada cincin di jari anda, bukankah itu di sebut mengaku? Seharusnya anda mengatakan jika Kiev calon tunangan anda."

"Apa itu penting?"Stevens mengangkat sebelah alisnya, tangannya ia satukan dan menumpunya di atas meja sang dokter.

"Apa kau menyukai kekasihku?"

Sang dokter seketika membelak, ia menatap tak percaya kearah Stevens.

"Apa kau?..." Sang dokter memejamkan matanya.

"Apa kau cemburu pada pria tua sepertiku? Umurku 60 tahun anak muda!"

"Yah, cemburu tidak memandang usia bukan?"

"Yang benar saja...anak ini. Apa kau tidak sehat?"

"Tidak."

"Asal kau tahu saja anak muda. Aku dan ayah Kiev berteman, dan aku yang mengobati Kiev setiap dia sakit."

"Aahhh.. jadi kau temannya Wisel?"

"A-anak ini! Dimana sopan santunmu?!" Lagi dan lagi Lavies menatap tak percaya kearah Stevens.

"Lupakan, jadi bagaimana keadaan Kiev?"

"Apa kau bercinta dengannya?"

"Kau tahu?"

"Panggil aku dokter!"

"Dokter tahu?" Ulang Stevens membuat Lavies ingin menghajarnya.

"Haaa.." sang dokter menghembuskan nafas berat, dia harus sabar.

"Lihat keadaanmu, berantakan. Dan aku menemukan sisa sperma di tubuh Kiev." Sang dokter mulai bicara

"Kau pasti mengira Kiev memiliki stamina yang besarkan? Karena bagaimanapun dilihat dari kondisi fisiknya dia memang terlihat seperti pria kuat sepertimu."

Steve mengangguk, memang benar Kiev terlihat kuat.

"Kiev mungkin terlihat kuat tapi terkadang kondisi fisiknya melemah, dia sangat rentan saat sesuatu melukainya dari dalam." Lavies menjeda kalimatnya

"Jika ia terluka di luar seperti terluka di kulit itu tidak akan mempengaruhinya, tapi saat dia merasa demam di dalam tubuhnya itu akan sangat berpengaruh. Kondisi fisiknya akan melemah, dan hari ini aku tidak menemukan Kiev demam tapi dia mungkin menahan ketakutannya. Jadi rasa takut yang tidak keluar itu membuatnya shock."

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang