06

9.5K 913 49
                                    

"Aku akan memperkosa anaknya."

Bugh

"Ugh, apa yang kau lakukan!"

"Mulut mu." Suara Reger setelah memberikan pukulan keras pada polisi gila di dekatnya.

"Kau cemburu bukan?" Goda Stevens dan berdiri.

"Redhyer, aku ikut ke rumah sakit." Lanjut Stevens dan mengekor di belakang Azor yang menatapnya dingin.

"Jangan meminta di obati oleh istriku." Tegas Azor membuat Stevens memutar bola matanya.

-

"Joennn~.." Stevens berlari dengan merentangkan kedua tangannya, bersiap memeluk Joen yang menatapnya bingung.

"Jangan menyentuhnya." Tubuh Stevens di tarik dan tubuh besar Azor lah yang kini memeluk pria manis itu.

"Haha, ada apa Steve?" Suara Joen setelah mendapatkan ciuman kecil di pipinya.

"Obati aku.." Stevens memelas dan langsung duduk di kursi pasien yang ada di ruangan Joen.

"Kau ingin mati Stevens?" Suara Azor yang di dorong menjauh oleh Joen

"Kau sakit?" Tanya Joen dan Stevens mengangguk

"Rahangku.." tunjuk Stevens, memperlihatkan rahangnya yang sedikit lebam.

"Sweetie jangan mengobatinya." Azor menarik pinggang Joen

"Azorrr." Suara Joen teredam saat Azor kembali memeluknya.

"Ayolah, dia bukan hanya milik mu Redhyer." -Stevens

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

"T-tidak, tentu dia milikmu. Hanya milikmu." Stevens mengangguk dengan senyum lebar membuat Joen menggelengkan kepalanya.

"Duduk dengan tenang." Joen mendorong tubuh besar Azor untuk duduk di kursinya.

"Biarkan dia mengobati lukanya sendiri, berikan saja obatnya." Azor menatap Stevens dengan tajam, mata merahnya seketika membuat Stevens menelan ludahnya sendiri.

"Aku bisa melakukannya sendiri." Stevens mengambil sebuah kapas dari tangan Joen dan tersenyum paksa.

"Duduklah." Azor menarik tubuh Joen untuk duduk di pangkuannya.

"A-azor.." suara Joen berusaha menghentikannya.

"Lanjutkan saja." Suara Stevens dengan kapas yang jatuh dari tangannya, senyum paksa masih terlihat jelas di bibirnya.

"Siapa yang melakukannya?" Joen mengalihkan pembicaraan

"Reger, dia benar benar gila."

"Kenapa? Apa kau bertengkar dengannya?"

"Tidak, aku hanya mengatakan aku akan memperkosa Kiev, dan di-.."

"Kiev?" Potong Joen membuat Azor menghentikan kegiatannya dan ikut menatap Stevens.

"Siapa Kiev?" Lanjut Joen membuat Stevens mengerjap

"Dia.."

"Putra dari keluarga Roslave itu?" Tanya Azor dan Stevens mengangguk kecil, ia mulai duduk dengan sopan.

"Aku mengatakan ini karena kita keluarga..."

"Siapa yang kau anggap keluarga?" Potong Azor dan langsung mendapatkan sikuan keras di perutnya.

"Ya, lanjutkan Steve.." suara Joen lembut, Stevens yang sempat mendelik seketika kembali serius.

"I found my destiny..."

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang