14

8.2K 786 56
                                    

"You Will fucking die."

BRUMM

"Ayo mati dengan penisku yang ada di lubangmu."

"Hentikan mobilnya sekarang juga!" Kiev berteriak sedangkan Stevens tertawa rendah, tangan besarnya menarik celana Kiev.

"Hey, terus jalan sampai aku selesai." Stevens kembali memerintah sedangkan Kiev semakin membelak.

"Kau gila!"

"Let's play Baby boss."

"Euh.." Kiev meremas bahu Stevens saat 2 jari besarnya mendobrak masuk tanpa persiapan apapun.

"Argh.." Dalam hitungan detik rasa perih dan panas bercampur menjadi satu membuat Kiev menggeram.

"Hentikan." Tegas Kiev dan mencekik leher Stevens, bukannya takut Stevens justru menjulurkan lidahnya untuk menggoda Kiev.

"Sial."

"Emh.." Kiev memangut lidah Stevens tanpa melepaskan cekikannya.

"Calm down Baby." Stevens berucap dengan senyum kecil dan kembali menyatukan bibirnya.

"Cepat selesaikan ide gilamu."

"Jika begitu lebarkan kakimu, seperti sebelumnya." Stevens mengigit kecil telinga Kiev

"Lakukan sendiri."

"Ugh.."

Stevens membuka kakinya membuat posisi Kiev ikut terbuka lebar

"Hey botak, jika kau ikut keras karena mendengar desahan tunanganku. Aku akan memotong penis kecilmu itu." Pria yang di berikan peringatan oleh Stevens hanya mengangguk kecil, ia kembali fokus ke jalanan.

"Take it off." Bisik Stevens dengan menjilat daun telinga Kiev.

"Langsung masukan." Lanjutnya dan Kiev langsung menurunkan celana Stevens, di sentuhnya seonggok daging yang kini berdiri tepat di bawah lubangnya.

"Ciuman.." Suara Kiev meminta sebuah ciuman dan dengan cepat Stevens membawa Kiev kedalam ciuman penuh gairah, tangan kiri Kiev menahan penis Stevens. Perlahan tapi pasti ia menurunkan bokongnya mempersilahkan penis besar Stevens masuk kedalam dirinya.

"Engh.."

"Ahh."

"Deeper." Suara Stevens berat saat lubang Kiev hampir melahap seluruh penisnya.

"Hurt.."

"AAHHH.." Kiev berteriak, matanya membelak saat Stevens menghentak sekaligus membuat penisnya tertanam sepenuhnya.

Jari jari kaki Kiev menekuk, matanya berair dengan tangan yang bergetar.

"S-sakit."

"Kau akan menikmatinya nanti." Stevens memegangi pinggang Kiev dan membantu Kiev untuk bergerak naik turun.

"Ahh..."

"T-tidak! Engh.."

"Aaaahh." Tangan Kiev mengerat, memeluk leher Stevens dengan air mata yang keluar dari mata hazelnya.

"Tidak, Nghh..hurt."

"Tambah kecepatan mobilnya." Perintah Stevens dan seketika mobil itu semakin melaju cepat dengan suara desahan yang semakin keras.

"Steve...ahh."

"Sttt, I will give you butterflies."

"Nghh.."

"AAHH.."

Kiev bergerak cepat, penis besar Stevens masuk lebih dalam membuatnya merasakan mual. Kepalanya terasa pening saat Stevens mengocok penisnya memberikan rangsangan lebih

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang