21

7.4K 758 39
                                    

"kievieee~"

Tok

Tok

Stevens kembali mengetuk pintu kamarnya yang kini telah di kuasai oleh Kiev. Pria itu mengunci pintu dari dalam membuat Stevens tidak bisa masuk

"Sayang, ayo kita bicarakan ini."

"Pergi Steve, aku tidak akan membukakan pintu untukmu."

"Kau tidak lapar?"

"Tidak."

"Ini benar benar makanan, aku bersumpah." Stevens menempelkan kepalanya di pintu berusaha membujuk Kiev agar keluar dari kamar.

"Kievieee~"

CLAK

Stevens terhuyung kedepan saat Kiev tiba tiba membukakan pintu, hampir saja wajah tampannya mencium lantai.

"Kau marah karena lapar?" Tanya Stevens, bibirnya menampilkan senyum yang menyebalkan.

"Tidak." Kiev keluar dari kamar dan berjalan kearah meja makan.

"Kau lapar bukan?" Goda Stevens sembari menusuk pelan pipi Kiev menggunakan telunjuknya.

"Ayahku tidak pernah membiarkan aku kelaparan."

Stevens menarik kursi untuk Kiev duduk, tak lupa ia menyiapkan makananya.

"Aku juga tidak akan membiarkanmu kelaparan. Aku bisa mengisi perutmu dengan banyak cara."

Cup

Stevens dengan cepat duduk di depan Kiev, tanpa dia sadari perlakuannya berhasil membuat telinga Kiev memerah.

"Ini adalah latihan." Stevens kembali bersuara, ia menukar piringnya agar Kiev bisa langsung memakan daging yang tadi ia potongkan.

"Latihan apa?" Tanya kiev dan memasukan satu suap makanan kedalam mulutnya.

"Mejalani kehidupan suami istri."

Bluss

Kiev menghentikan kunyahannya, kini wajahnya yang terasa panas.

"Kau tersipu?"

"Tidak!"

"Baiklah." Stevens tersenyum puas saat melihat wajah Kiev. Mungkin Kiev lupa jika dia memiliki kulit putih yang tidak akan bisa menyembunyikan perona alami di pipinya.

"Lanjutkan makan mu, istriku~"

"Uhuk, berhenti menggodaku!"

"Baiklah, kieviee.." Stevens menyodorkan segelas air kearah Kiev, dengan cepat Kiev mengambil gelas tersebut dan langsung meminumnya.

Kini mereka berdua melanjutkan acara makan malamnya dengan tenang, sesekali Stevens menatap Kiev dengan tatapan menggoda dan hanya dibalas delikan tajam oleh pria tampan itu.

~'~

"Kiev.." panggil Stevens, ia menunduk menatap Kiev yang ada di dekapannya.

"Apa?"

"Jika kau bisa hamil, apa yang akan kau lakukan?"

"Itu pertanyaan yang tidak masuk akal." Kiev mendongakan kepalanya.

"Kenapa kau bertanya? Apa kau ingin memiliki anak?" Lanjut Kiev

"Hanya penasaran."

"Sejujurnya aku tidak tertarik untuk memiliki anak."

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang