01

26.4K 1.5K 30
                                    

"Kiev!" Suara Wisel meninggi saat ia melihat mayat seorang wanita kembali ke luar dari kamar putranya.

"Sampai kapan kau akan melakukan ini? Kenapa kau tidak menerima kenyataan bah-.."

"Bahwa tidak melihat? Apa itu maksudmu?" Potong kiev dengan mata tertutup perban.

"Haaa.." Wisel menghembuskan nafas berat "kenyataan bahwa mereka tidak menerima lamaranmu. Kenapa kau melakukan ini? Apa kau merasa sakit hati atas penolakan mereka?" Lanjut Wisel menatap anaknya yang terlihat santai sembari meminum teh di depannya.

"Sakit hati? Untuk apa aku melakukan itu, aku bisa dengan mudah meniduri wanita yang berbeda setiap malamnya jika aku mau."

"Lalu apa yang kau lakukan dengan membunuh mereka semua? Apa kau benar benar ingin menjadi seorang pembunuh berantai hah?!" Nada suara Wisel semakin meninggi

"Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya." Suara Kiev berubah, "berhenti melakukan itu!" Tekan Kiev pada ayahnya.

"Dengan kau yang selalu mengirim lamaran membuat ku muak tuan Wisel. Kau seperti pengemis yang memalukan meminta agar seseorang menikahi putramu yang memiliki kekurangan."

"TUTUP MULUTMU!"

"Berhentilah mempermalukan dirimu sendiri dan keluarga Roslave. Aku lebih memilih tidak menikah daripada harus melihatmu seperti orang yang menyedihkan. Fakta bahwa kau memiliki putra sepertiku sudah cukup menyedihkan di mata orang lain, jadi jangan menambahnya." Kiev berdiri

"Mendengar penolakan lamaran hanya akan membuat mangsaku bertambah. Jadi jangan lakukan apapun jika kau ingin aku berhenti." Lanjut Kiev dan berjalan masuk ke kamarnya.

-

"Tuan Wisel, ada yang mencarimu."

Wisel menganggukkan kepalanya, ia tahu betul jika keluarga yang ia lamar akan datang ke kediamannya setelah seminggu menolak lamaran yang ia kirimkan.

"Rupanya ada tamu yang tidak ku harapkan." Suara Wisel menyapa Brandon yang menatap marah ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan pada putriku?!" Tanya Brandon langsung, ia berdiri dan menarik kerah kemeja Wisel.

"Apa maksudmu Brandon?" Tanya Wisel dengan senyum kecil di bibirnya.

"Kau! Apa kau yang membuat putriku menghilang?" Cengkraman di kerah tuan Wisel semakin kencang saat Brandon melihat senyum kecil di bibir tuan Roslave itu.

"Aku tidak mungkin melakukan itu." Wisel menarik tangan Brandon dan mendudukkan dirinya.

"Apa yang membuat mu datang ke sini? Jika kau kesini hanya untuk menyalahkanku seperti keluarga lain, kau bisa pergi sekarang juga Brandon."

"Semua keluarga yang mendapat surat lamaran darimu selalu menghilang. Sangat tidak mungkin kebetulan seperti itu terjadi!"

"Lalu? Apa kau menyalahkanku atas apa yang terjadi sekarang?"

"Siapa lagi yang perlu di salahkan selain dirimu? Apa anakmu yang buta itu?!" Suara Brandon yang berhasil membuat ekspresi Wisel berubah menjadi dingin.

"Bagaimana jika dia yang melakukannya?" Brandon yang mendengar jawaban itu mendengus dengan senyum mengejek.

"Jika anakmu yang buta itu bisa melakukannya bukankah sangat tidak mungkin? Melihat dunia saja dia kesulitan apalagi membunuh orang, tidak ada yang bisa kau lakukan dengan anak butamu."

"Apa yang baru saja kau katakan?" Suara Wisel mendingin, tatapannya berubah menjadi tajam.

"Anak mu buta dan tidak ada yang bisa kau lakukan dengan anak cacat itu."

SREK

Wisel mengerjapkan matanya saat darah menganai wajahnya, sedangkan Brandon kini memegangi lehernya dengan darah yang terus keluar membasahi lehernya. Dengan tenaga kecil nya yang tersisa Brandon mendongakkan kepalanya, matanya semakin membelak saat melihat pria dengan mata yang di perban itu menarik sudut bibirnya.

"Daripada hanya membicarakan ku, kau sebaiknya merasakan apa yang bisa di lakukan anak buta sepertiku Brandon." Kiev menyeringai

"K-kau..."

"Kiev!" Wisel membelak saat melihat Kiev berada tepat di belakang Brandon dengan pisau kecil yang masih meneteskan darah.

"Dia terlalu banyak bicara sampai terdengar ke kamarku." Setelah itu Kiev melemparkan pisau itu ke sembarang arah dan kembali masuk ke kamarnya meninggalkan Brandon yang sebentar lagi akan mati.

"Bereskan Brandon." Suara Wisel dan anak buahnya segera menyeret Brandon.

"Kiev..." Suara Wisel pelan saat Brandon sudah disingkirkan, pria paruh baya itu menatap ke lantai mencari pisau kecil yang Kiev gunakan.

"Aku terlalu lemah Kiev, aku tidak bisa mengendalikan mu dan aku selalu berusaha melindungimu dengan cara apapun. Aku membereskan semua kekacauan yang kau buat dan selalu berakhir mengalah pada setiap tindakan yang kau ambil." Wisel mengambil pisau yang tergeletak di lantai

"Aku harus mencari seseorang yang bisa mengendalikanmu, bahkan jika itu seorang pria yang lebih kuat darimu..."

"Carikan aku pria yang lebih kuat dari Kiev, secepatnya."

"Yes sir"

~'~

"seperti yang ku katakan, kita bisa mengepung semua penjahat ini dalam satu gerakan." Tangan besarnya memindahkan sebuah benang merah dan mengikatnya di salah satu poto penjahat yang sedang di cari.

"Setelah pria ini tertangkap kita bisa langsung tahu keberadaan komplotannya. Meskipun ini sedikit sulit karena kita harus melakukannya di luar Italy."

"Tapi pak, jika kita melakukannya di luar Italy ada kemungkinan kelompok mereka ternyata masih ada di sini. Bisa saja situasi itu membuat mereka leluasa untuk bergerak di sini sementara kita berada jauh di Rusia." Pendapat polisi dengan tiga bintang di bahunya.

"Mengingat narkoba yang mereka sembunyikan di Italy dan Rusia mereka pasti tidak akan pernah bisa meninggalkan 2 negara ini, itu sebabnya aku akan pergi ke Rusia untuk memantau pergerakan. Kalian bisa tetap mencari di sini." Polisi yang memiliki pangkat Chief Of Departemen itu menjelaskan rencananya.

"Bukankah akan sangat berbahaya jika Chief melakukannya sendiri? Misi ini sangat bergantung padamu pak, jika sesuatu terjadi..."

"Tidak akan, jangan meragukan ku. Apa kau lupa aku seorang Chief?" Tanya kepala polisi itu dan semua orang menggeleng. Mereka semua tahu jika polisi yang berdiri di depan mereka adalah polisi dengan bintang 4 di bajunya, tidak mungkin polisi dengan pangkat setinggi itu mati begitu saja.

"Lakukan yang terbaik." Suara sang Chief dan mulai melangkah.

"Yes, Chief STEVENS!"

ROSLAVE

ROSLAVE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang