03

9.7K 921 74
                                    

Stevens turun dari mobil setelah sampai di kediaman Roslave, ia mengedarkan pandangannya melihat bangunan dengan gaya Rusia itu.

Meskipun dia dan Wisel pernah bertemu ini adalah kali pertamanya Stevens datang langsung ke rumah Wisel.

"Ayo Steve.." ajak Wisel dan Stevens mengangguk, ia melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah di depannya.

"Duduklah." Wisel mempersilahkan Stevens untuk duduk. Dan saat polisi itu duduk ia menyadari satu hal jika satu lantai yang ada di rumah Wisel dibiarkan tanpa penerangan sedikitpun.

"Panggilkan kiev." Perintah Wisel pada anak buahnya, dan tak menunggu waktu lama seorang pria berambut blonde datang menghampiri mereka berdua.

Pria dengan mata tertutup perban itu duduk begitu saja seolah tahu apa yang harus dia lakukan.

"Kali ini siapa?" Tanya kiev langsung

"Itu-.."

"Aku sudah mengatakan sebelumnya jika aku tidak ingin kau melakukan ini lagi."

Stevens hanya diam sembari memperhatikan kiev yang kini kembali berbicara, dalam hati Stevens tahu jika ini bukan kali pertama kiev menemui seseorang untuk di kenalkan kepadanya.

"Kiev ini-..."

"Lupakan." Ucapnya dan berdiri

"Kau harus mendengarkan ayahmu terlebih dahulu." Suara Stevens berhasil menahan gerakan Kiev.

"Duduklah kiev Roslave Wise." Lanjut Stevens menekan suaranya saat menyebutkan nama panjang Kiev.

"Siapa kau?" Tanya kiev masih dengan berdiri di tempatnya

"Siapa lagi jika bukan seseorang yang akan menerima lamaranmu." Jawab Stevens dan mengusap bibir bawahnya.

"Heh..omong kosong." Kiev mendengus dan kini benar benar bejalan meninggalkan mereka berdua.

"Kau lihat sendiri bukan?" Tanya Wisel menatap kepergian anaknya yang kurang sopan.

"Kau benar, aku harus menemuinya secara langsung."

"Tentu, ikuti dia Steve."

Stevens mengangguk dan berdiri, ia berjalan mengikuti Kiev yang kini masuk ke dalam kamarnya.

CLEK

"Sangat tidak sopan." Ucap Stevens saat ia membuka pintu kamar Kiev.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu, sangat tidak sopan untuk orang asing masuk ke dalam kamarku." Kiev mengepalkan tangannya

"Bagaimana bisa kau menyebutku orang asing? Aku seseorang yang masih memikirkan lamaranmu." Suara Stevens dan duduk di kamar yang memiliki sedikit cahaya itu.

"Aku tidak membutuhkan jawaban apapun darimu." Ucap Kiev dan Stevens berdiri, mendekatkan tubuhnya.

"Kau selalu membunuh orang yang menolakmu. Bagaimana jika aku menerimanya? Apa kau akan membunuh dirimu sendiri Kiev?"

Seringai kecil terlihat di bibir Kiev, ia mengambil satu langkah mundur "Jika kau menerimanya, aku akan membuatmu menyesal."

"Bagaimana caranya?"

"Apa kau juga berpikir aku buta dan tidak bisa melakukan apapun?" Suara Kiev mendingin

"Apa aku pernah mengatakannya?" Stevens kembali mendekatkan tubuhnya, tangannya terulur ke belakang kepala Kiev.

"Apa yang kau lakukan!" Tegas Kiev sembari mencekal lengan Stevens

"Setidaknya kau harus melihat tunanganmu, aku tahu kau tidak buta."

Tubuh Kiev menegang saat mendengar kalimat terakhir dari Stevens, sejauh ini tidak ada yang menyadari jika dirinya tidak benar benar buta.

"Buka matamu." Suara Stevens saat berhasil menjatuhkan perban di mata Kiev

"Aku tidak bisa melihat." Kiev mempertahankan matanya agar tidak terbuka

"Kau harus melihatku, aku takut kau menyesal telah bertunangan denganku." Stevens kembali berjalan, ia mendudukkan dirinya di kasur Kiev.

"Jika aku menyesal setelah melihat wajahmu, apakah aku bisa membunuhmu?"

"Sure."

Dengan pelan kedua mata itu terbuka menampilkan kedua mata berwarna hazel yang kini menatap Stevens.

Stevens yang melihat mata itu kini meneliti penampilannya hanya bisa menyunggingkan senyum kecil.

"Kenapa kau tidak langsung menerkamku hm?" Tanya Stevens dan menepuk pelan pahanya.

"Siapa kau?" Tanya kiev saat melihat pria yang memiliki bentuk tubuh lebih besar darinya.

"Di lihat dari tubuhmu, sepertinya aku tahu berapa tinggi dan berat badanmu." Bukannya menjawab Stevens justru berbicara sendiri

"Aku tanya siapa kau!" Suara Kiev meninggi Stevens yang mendengar itu kembali tersenyum kecil

"Kemarilah." Perintahnya dan Kiev mendekat bersiap mencengkram kerah kemeja pria yang ada di depannya.

"Sudah ku duga kau tidak buta." suara Stevens terdengar berbeda saat Kiev berada tepat di depannya.

"Kau!.." Kiev dengan cepat mencengkram kerah kemeja Stevens.

"Kiev Roslave Wise, tinggi 183cm dengan berat badan 79kg. Kau cukup besar sekarang."

"Kau ap-.."

"Tapi tidak lebih besar dariku."

GRABS

Stevens memegang kedua bongkahan yang cukup berisi itu dengan kedua tangannya.

Kiev yang mendapatkan gerakan itu semakin mencengkram kerah kemeja Stevens.

Stevens mendekatkan wajahnya ke telinga Kiev "Aku suka sesuatu yang sexy seperti ini." Suaranya rendah berhasil membuat Kiev menarik kemeja itu dan membuat Stevens kembali berdiri, Kiev menahan tubuh yang lebih tinggi darinya itu di tembok.

"Kau sudah melewati batasmu tuan tidak dikenal."

"Benarkah?" Bukannya takut Stevens justru menarik tubuh Kiev dan menahan pergerakannya dengan masih menekan bokongnya.

"Sepertinya kau benar benar ingin mati." Kiev bergerak berusaha menjauhkan tubuhnya

"Stevens." Ucap Stevens langsung membuat pergerakan Kiev berhenti.

"Apa aku harus menggunakan nama belakang itu agar kau mengenalku?" Stevens menghela nafas jengah saat harus menggunakan nama panjangnya

"Stevens Syzren."

"Kita pernah bertemu sebelumnya." Lanjut Stevens dan merasakan tubuh Kiev sedikit menegang.

"Aku pikir kau sudah mati." Suara Kiev sedikit melunak

"Oh ayolah, bagaimana bisa aku mati sebelum merasakan pantat berisi mu ini." Stevens meremas kedua bokong Kiev membuat kiev mengepalkan tangannya.

"Jangan melewati batasmu."

"Melewati batas? Bagaimana bisa itu di sebut melewati batas saat milikmu terasa keras di bawah sana?"

"Tutup mulutmu Steve!"

"Haruskah?" Tanya Stevens dan menarik resleting celananya.

-

"Apa ini kali pertamamu Kiev." - Stevens



ROSLAVE

Pelan² pak polisi huhu(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠)

Fyi, bdan Steve itu ga jauh beda sm Azor itu mknnya dia bisa ngelabuin polisi slma nggntin Azor dlu. Tinggi Azor itu sekitar 190 nah Steve itu 188 gt lah, jdi ya masa kembaran Azor ga em.. bkln malu maluin Azor dong yaa wkwk

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang