31

4.7K 638 51
                                    

"Hai.."

Sebuah sapaan yang keluar dari mulutnya terasa menjengkelkan. Pria dengan balutan jas itu tampak menatapnya dengan lembut, sedangkan penampilannya terlihat sangat dewasa saat mengulas senyum kecil di bibirnya.

Kiev mengepalkan kedua tangannya kuat, rasa pegal mulai terasa di lehernya saat merasakan emosi yang perlahan naik ke kepala.

"Duduklah, kita perlu saling mengenal sebelum bertunangan besok." Suaranya dan tersenyum manis membuat Kiev semakin muak saat melihatnya.

"Namaku Steven Syzren, aku seorang polisi."

"Sial." Desis Kiev dan berlari ke arahnya

Bugh

"Aku tidak sudi bertunangan denganmu!"

"Ugh.." Stevens terhuyung ke belakang saat menerima pukulan keras di rahangnya, tak hanya itu penglihatannya terasa sedikit kabur pertanda pukulan yang ia terima tidak main main.

"Itu saja?" Polisi muda itu kembali mendekat setelah mengusap darah di sudut bibirnya, tidak ada raut ketakutan sama sekali membuat Kiev semakin kesal.

"Aku kira kau akan langsung membunuhku." Stevens menghentikan langkahnya, ia sengaja memberi sedikit jarak sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Kenapa diam saja? Lakukan sesuatu Kiev. Entah membunuhku atau.."

"ATAU APA?!" teriak Kiev dan mencengkram kuat kerah kemeja Stevens.

"Atau lari dan peluk aku sekarang juga." Jawab Stevens dengan lembut dan mengusap tangan Kiev yang ada dilehernya.

"Aku merindukanmu." Lanjutnya membuat Kiev menggigit bibir bawahnya. Bisa ia lihat tatapan mata coklat itu penuh dengan kerinduan sama sepertinya

"Lalu kenapa kau tidak datang lebih awal?" Kiev mendorong tubuh Stevens dan menatapnya nyalang.

"Butuh banyak waktu untuk pengecut sepertiku berdiri di depanmu." Stevens kembali menatap tepat di mata hazel Kiev, dadanya terasa sesak saat melihat Kiev berdiri didepannya dengan tatapan kecewa.

"Aku takut menerima kenyataan bahwa kau benar benar meninggalkank-.."

"Siapa yang meninggalkan siapa?" Potong Kiev, "kau bisa saja menahanku saat itu. Atau kau bisa mengatakan kebohongan agar aku tetap berada disana. Tapi apa yang kau lakukan? Kau hanya diam saat aku pergi, kau bahkan tak mengejarku atau menggapai tanganku! Kau hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Dan sekarang apa? Seolah olah aku orang yang meninggalkanmu. Kau juga meninggalkanku Steve! Kau meninggalkanku demi dirimu sendiri!"

"Kiev..."

"Aku bertanya tanya hari itu. Kenapa kau begitu mudah melepaskanku? Apakah aku beban yang paling mudah kau lepaskan?"

"Kiev.." tangan Stevens bergetar, kakinya kembali melangkah.

"Kiev.." satu tetes air mata jatuh begitu saja. Stevens berjalan cepat dan langsung menarik Kiev kedalam pelukan.

"Kiev.. maafkan aku." Stevens mendekap Kiev dengan derai air mata. Tangan besarnya tak berhenti bergetar saat ia menyentuh kepala dan pinggang Kiev secara bersamaan. Dadanya terasa sakit saat Kiev mulai menangis kencang di dada bidangnya.

"Aku benar benar bodoh." Maki Steve pada dirinya sendiri, selama ini ia menahan diri agar tidak menemui Kiev.

Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang lebih fatal lagi dan memilih menenangkan dirinya sementara waktu. Tapi justru keputusan yang ia kira benar menjadi yang paling buruk bagi pria yang ia cintai.

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang