19

7K 772 42
                                    

Warga Rusia kini digemparkan dengan berita kematian Lima polisi sekaligus, mereka semua mendoakan yang terbaik untuk para mendiang. Tak jarang beberapa orang datang ke kantor polisi untuk mengirimkan karangan bunga sebagai tanda bela sungkawa.

Suasana di kantor polisi Moskow benar benar dilanda kesedihan, mereka semua berusaha menjalankan tugasnya masing masing dengan lebih berhati hati lagi agar tidak ada kejadian serupa.

Setelah berita itu disiarkan Stevens langsung mengundurkan diri dari tugasnya di Rusia, dia berhenti karena merasa tidak bisa menjaga timnya saat melakukan misi.

Kini, Pria bernama Stevens Syzren itu berdiri tepat didepan pintu kamar Kiev.

"Kiev..." Stevens membuka pintu tersebut

"Kau kembali?" Tanya kiev saat melihat Stevens masuk kedalam kamarnya.

"Ya." Ucap Stevens dengan senyum kecil

"Apa kau terlibat dengan berita itu?"

"Mereka ada dibawah pengawasanku." Stevens berjalan kearah Kiev, ia naik ke atas kasur dan meletakan punggung tangannya di kening Kiev.

"Apa kau merasa lebih baik sekarang?" Tanya Stevens dan menjauhkan tangannya.

Kiev mengangguk kecil menjawab pertanyaan Stevens, setelah itu tidak ada percakapan lagi. Suasana kamar kembali hening sampai akhirnya Kiev kembali bersuara

"Jangan menatapku seperti itu." Peringat Kiev saat Stevens menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Seperti apa?"

"Tatapanmu..apa kau melakukan sesuatu di belakangku?"

Stevens terdiam mendengar pertanyaan Kiev

"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya kembali dan Stevens masih diam, perlahan ia turun dari kasur dan membuka kancing kemejanya.

"Aku harus membersihkan diriku Kiev.."

"Kau menghindariku? Apa yang kau lakukan hingga kau merasa bersalah seperti itu?"

Stevens menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Kiev..." Panggil Stevens

"Apa kau mau ikut denganku?" Lanjutnya membuat Kiev mengerutkan kening.

"Kemana?"

"Ke rumahku, aku akan pergi ke rumah Syzren setelah 19 tahun. Apa kau mau ikut?"

"Untuk apa kau kesana? Tidak ada satu orangpun yang menunggumu."

"Aku ingin memastikan perasaanku." Setelah mengatakan itu Stevens masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan Kiev yang berusaha mencerna ajakan tadi.

Suara shower mulai terdengar, seiring gemericik air yang berjatuhan Kiev kini memikirkan ajakan Stevens. Entah kenapa dia merasa janggal dengan sikap polisi itu, biasanya dia akan membuatnya stres dengan kata kata tidak masuk akalnya. Tapi setelah dia mendapatkan panggilan telpon malam itu sikapnya berubah menjadi lebih tenang.

"Aku aka-..fuck Stevens Syzren!" Kiev mengumpat saat Stevens keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang bulat di depannya.

"A-apa?! Apa yang kau lakukan!"

"Reaksimu berlebihan." Stevens berjalan mendekat kearah Kiev, dan dengan cepat Kiev mengangkat tangannya.

"Berhenti di sana!" Kiev menurunkan pandangannya, telinganya terasa panas saat melihat sesuatu yang hampir menegak sempurna di bawah sana.

"Aku terangsang." Ucap Stevens polos membuat Kiev menatap tak percaya ke arahnya.

"Menjauh dariku dasar kau birahi!" Kiev melemparkan bantalnya, beruntung Stevens menangkap bantal yang hampir mengenai aset berharganya.

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang