28

13.2K 1.1K 65
                                    

"Emh.."

Nafas Stevens tertahan, matanya membelak saat Kiev naik keatas pangkuannya. Bibir tipisnya yang lembut kini menciumnya dengan tergesa gesa, kedua tangannya bahkan mencengkram kerah kemeja yang ia pakai seolah ingin memakannya hidup hidup.

Pada akhirnya tidak ada yang bisa Stevens lakukan selain menikmatinya dengan sepenuh hati, perlahan tangan besarnya menahan pinggang Kiev. Membiarkan prianya melakukan apapun yang ia mau

"Hah.."

Helaan nafas terdengar saat Kiev melepaskan ciumannya, mata hazelnya kini menatap sayu dengan bibir yang sedikit bengkak.

"Why kievie?" Tanya Stevens rendah, suaranya terdengar berat dengan wajah yang kembali mendekat.

"Kenapa berhenti?" Pandangan Stevens tidak lepas dari bibir Kiev, tangan kekar yang semula ada di pinggang Kiev kini turun kebawah. Mengusap pelan dua bongkahan sintal yang tengah menduduki penisnya

"Itu keras." Suara Kiev saat merasakan penis Stevens semakin membesar dibawah sana.

"Hanya orang gila yang tidak keras saat berada diposisi seperti ini."

"Kau juga orang gila."

"Aku hanya tergila gila padamu."

"Kenapa tidak melepaskan celanamu sekarang?" Lanjut Stevens membuat Kiev membelak.

"Ada banyak or-.."

"Tidak ada siapapun disini, mereka pergi setelah melihatmu melompat kearahku."

"Sial." Kiev berusaha turun dari pangkuan Stevens

"Setelah melemparkan dirimu dengan tergesa gesa kepangkuanku. Kenapa kau ingin turun sekarang?" Tanya Stevens, ia kembali melingkarkan tangannya dipinggang Kiev guna menahan gerakannya.

"A-aku.." Kiev mengerjap

"Hm?"

"Aku.. kenapa aku melakukannya.." Kiev menelusupkan wajahnya ke leher Stevens, tangan yang semula mencengkram kerah kemeja Stevens kini mengalung lembut di leher sang kekasih.

"Kenapa kau bertindak seperti kucing pemalu sekarang?" Tanya Stevens saat melihat perubahan sikap Kiev yang begitu cepat.

"Bawa aku ke kamar." Pinta Kiev membuat Stevens mengerutkan keningnya, meski kebingungan Stevens tetap menuruti keinginan Kiev. Ia mulai berjalan membawa Kiev masuk kedalam kamar

"Apa kau merasa tidak enak badan?" Tanya Stevens setelah menurunkan Kiev

"Tidak." Jawab Kiev pelan dan mengubah posisinya memunggungi Stevens.

Stevens yang melihat perubahan sikap Kiev semakin merasa bingung, setelah bersikap panas beberapa menit yang lalu kenapa suasana hati Kiev kini mendadak murung?

"Apa terjadi sesuatu?" Stevens ikut merebahkan tubuhnya, ia memeluknya dari belakang sembari memberikan kecupan singkat dipuncuk kepala kiev.

"Apa Reger mengatakan sesuatu yang membuatmu kesal?" Stevens kembali bertanya dengan suara lembut

"Nothing."

"Lalu apa yang terjadi? Kau bisa mengatakannya padaku." Stevens merapatkan tubuhnya, tangan besarnya mengusap perut Kiev dengan pelan.

"Aku ingin tidur."

"Tidurlah."

Kiev perlahan menutup matanya, merasakan kenyamanan saat Stevens tidak berhenti mengusap perutnya dengan lembut.

-

"Reger." suara Stevens membuat dua pria itu menoleh kearahnya.

"Apa?" Tanya Reger saat Stevens sudah duduk di samping Azor.

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang