23

6K 731 49
                                    

"Siapkan ruangan! Pasien menderita penyakit langka"

"Pendarahan dimatanya tidak berhenti!" Salah satu perawat berteriak sembari menekan kapas di kedua mata Kiev.

"Panggil dokter yang menangani spesialis khusus."

Keadaan di rumah sakit benar benar kacau, dengan datangnya seorang pasien yang memiliki penyakit langka membuat para perawat tidak bisa melakukan hal lebih untuk menanganinya.

"Suntik dengan obat bius." Perintah perawat senior yang ikut mendorong brankar Kiev

"Silahkan tunggu sir."

Kiev dimasukan kedalam ruangan, Stevens berdiri dengan keadaan kacau di depan pintu. Pakaiannya penuh dengan darah, dadanya naik turun menormalkan pernafasannya yang terasa memburu.

Stevens hanya bisa menatap kosong kaca transparan didepannya, melihat keadaan Kiev yang diobati dengan berbagai cara.

Hatinya terasa sesak saat dokter menekan mata indah Kiev menggunakan kapas tanpa henti, beberapa suntikan mulai menusuk permukaan kulitnya

"Haa.." Stevens menghembuskan nafas dalam, ia menyenderkan tubuhnya di tembok dan memejamkan matanya.

Clack

"Apa anda wali pasien?"

Stevens membuka mata, ia menatap dingin dokter didepannya.

"Saya sudah menghentikan pendarahan dimatanya, tindakan lebih lanjut akan dilakukan saat pasien sudah sadar." Jelas sang dokter dan hanya di balas anggukan oleh Stevens

"Anda bisa menunggu di dalam.." Stevens kembali menganggukkan kepalanya.

"Saat pasien sudah sadar segera panggil saya." Tutup sang Dokter dan bersiap untuk pergi

"Dok.."

"Ya?" Dokter itu kembali menoleh, menatap keadaan Stevens yang benar benar berantakan.

"Bisa aku pinjam jas mu?" Tanyanya membuat sang Dokter mengerutkan kening

"Tapi ini.."

"Ada darah kekasihku di jasmu, aku tidak menyukainya."

"A-apa?"

"Biarkan aku meminjam jasmu." Stevens mendekat, tangannya terulur meminta jas putih dengan bercak darah di atasnya.

"Aku tidak bisa meminjamkannya.." sang dokter menghembuskan nafas, "segera kembalikan setelah kau selesai." Ucapnya dan menyodorkan jas putih miliknya.

"Ya." Jawab Stevens dan pergi kearah berlawanan menggunakan atasan putih yang ia pinjam.

"Perasaanku tidak enak." Gumam sang Dokter saat melihat punggung Stevens semakin menjauh.

Stevens berjalan cepat dilorong rumah sakit, ia ingat pria yang ia pukuli berakhir dirumah sakit yang sama dengan Kiev.

"Aku ingin melihat ayahku, hiks..huwaa.."

Langkah kaki Stevens seketika berhenti, ia menoleh kearah perawat yang menggendong seorang anak kecil.

"Ada apa ini?" Stevens mendekat, mengulas senyum kecil di bibirnya.

"Dia terus menangis Dok." Jawab sang perawat yang mengira Stevens seorang dokter

"Kenapa kau menangis?" Tanya Stevens membuat tangis anak itu seketika berhenti.

"D-dia.." raut anak itu seketika berubah, ia ingat pria didepannyalah yang memukaui ayahnya beberapa jam yang lalu.

"Aku akan mengantar anak ini menemui ayahnya." Tanpa pikir panjang Stevens membawa anak itu kedalam gendongannya, membuat anak itu tidak lagi bersuara.

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang