34

3K 525 37
                                    

"Ahhh.."

Desahan berat keluar dari celah bibir Stevens, disusul dengan tubuh Kiev yang jatuh begitu saja.

"Sial." Desis Kiev pelan dengan wajah tersungkur diantara bantal.

"Berhenti sebelum aku membunuhmu." Perintah Kiev saat Stevens kembali mengangkat pinggangnya.

"Kepalaku terasa pening."

"Kau harus melatih staminamu Kiev.." ucap Stevens sembari memperhatikan lubang kecil yang terus mengeluarkan spermanya.

"Kenapa itu terus keluar?"

"Bajingan! Kau yang keluar banyak di dalam sana!"

"Mau aku bantu mengeluarkannya?"

"Jangan sentuh aku, biarkan itu keluar dengan sendirinya." Kiev menepis tangan Stevens yang sedang mengelus bokongnya.

"Itu terlihat sexy. Bolehkan aku menjilatinya?"

"Steve! Serius apa kau benar benar gila?"

"Ya, tentu saj-.." Suara Stevens tertahan saat matanya  menangkap pemandangan indah diluar sana.

"Ada ap-..ugh.." Kiev membelakan matanya saat Stevens tiba tiba membalut tubuhnya dengan selimut dan mengangkatnya begitu saja.

"Hey apa yang kau lakukan?!" Tanya Kiev saat Stevens menurunkannya di balkon

"Serius? Apa kita akan melakukannya disini?" Protes Kiev, tapi ia justru mendapatkan kecupan hangat di keningnya.

"Jadi kau ingin lagi hm?" Tanya Stevens dengan senyum khas miliknya.

"Tidak!"

"Aku mengerti kievie~.." Stevens membalik tubuh Kiev agar menghadap kedepan, setelah itu ia merapatkan tubuhnya hingga berada di dalam selimut yang sama.

"Salju pertama.." bisiknya membuat mata hazel itu seketika membelak.

"Salju?"

Setelah mendengar pertanyaan itu salju kembali turun dan jatuh diatas kepalanya, mereka berdua mendongak menatap butiran putih yang terasa dingin diwajah.

"Apa kau pernah mendengarnya? jika membuat permohonan saat salju pertama turun itu akan menjadi kenyataan."

"Apakah ada mitos seperti itu? Aku baru mendengarnya."

"Aku juga tidak pernah melakukannya. Bagaimana jika kita lakukan sekarang?"

"Apa yang ingin kau minta?" Kiev sedikit mendongak guna menatap Steven.

"Itu rahasia bukan?"

"Baiklah, mari lakukan." Ajak Kiev dengan memutar matanya

"Tutup matamu dan berdoa dengan sepenuh hati." Ucap Stevens dan Kiev menurut

Keduanya kini memejamkan mata dan mulai berdoa. Dengan tubuh telanjang dibalik selimut itu mereka mengeratkan kedua tangannya dan mulai meminta dengan sepenuh hati.

"Tidak ada yang terjadi." Celoteh Kiev membuat Stevens membuka matanya.

"Apa yang kau minta? Kenapa cepat sekali?"

"Aku hanya meminta agar kau terus bersamaku." Jawab Kiev pelan dan menatap lurus kedepan

"Lalu apa yang kau minta?"

"Doaku belum selesai, kau mengganggunya."

"Apa kau meminta banyak?"

"Tentu, kita harus meminta sebanyak banyaknya."

𝐑𝐎𝐒𝐋𝐀𝐕𝐄:𝐒𝐓𝐄𝐕𝐄𝐍𝐒-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang