berakhir berpisah

3.3K 267 19
                                    

Nabila sudah sangat amat takut dengan tatapan Abang nya itu. Dan kedua laki laki itu saling adu pandangan.

Salma mencoba menahan Rony, sedangkan Nabila menarik lengan Paul agar dirinya ikut dirinya ke dalam aja.

"Udah ya, kita masuk aja. Biar aku yang ngomong sama kak bas". Nabila.

"Laki dia?. Biarin kamu yang ngomong sama Kaka?". Dengan wajah tengil nya Rony.

"Nab, kamu masuk aja ya. Ajak Salma gih. Aku beneran gpp". Paul yang sama sekali tidak takut dengan tatapan Rony. Karena dirinya sudah separah itu. Yang penting baginya, Nabila akan terus bersama nya.

"Nab, surat cerai kamu sama Paul udah jadi". Pernyataan Rony membuat ketiga orang itu menengok ke arah Rony dengan tatapan terkejut.

"Bang, lu apa apaan si. Gua sama Nabila ga akan pisah!". Paul kepancing emosi nya saat Rony berbicara bahwa surat cerai antara Paul dan Nabila sudah beres.

"Tapi, gua ga akan biarin lu sama adik gua". Rony.

"Mas, kamu apa apaan si". Protes Salma yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Rony.

Nabila saat ini benar benar sangat kecewa atas tindakan Abang nya yang secara diam diam sudah mengurusi perceraian antara dirinya dan suami nya itu.

"Awshh". Keluh Nabila sambil memegang perut nya.

"Nab, kamu kenapa?". Salma dengan sigap ke arah Nabila. Dan memegang bahu nya. Karena Salma tau, bahwa adik ipar nya sedang mengandung sama seperti nya.

"Sayang, kenapa?". Paul panik.
"Perut nab sakit". Keluh Nabila.

Tanpa banyak bicara lagi. Paul pun mementingkan istri nya yang sudah kesakitan di Perutnya itu. Ia bawa istri nya ke kamar untuk ia rebahkan.

"Sakittt". Keluh Nabila yang merasa perut nya sangat keram akibat ketegangan Nabila. Karena usia Nabila yang saat ini sedang mengandung membuat nya sangat rentan.

"Ko bisa sakit sayang?. Kan tadi kita udah makan. Kamu kenapa heum?'. Paul terlihat panik, tapi dirinya mencoba tenang agar istrinya tidak ikut panik juga.

"Nab, dengerin kak sal ya. Tarik nafas nya dalam dalam terus buang pelan pelan. Ambil nafas lagi, terus buang". Salma yang sering seperti itu di awal bulan hamil, membuat nya tau harus seperti apa jika sedang keram di perut nya.

Sedangkan Paul hanya bisa memegang kedua tangan istrinya itu dengan erat.
"Paul, kasih Nabila minum sekarang". Perintah Salma. Dan langsung di ambilkan minum itu yang sudah tersedia di nakas.

"Pelan pelan". Paul.

Setelah sedikit tenang dan perutnya sudah tak keram lagi. Nabila melihat wajah Abang nya yang panik namun terdiam.

Lalu, Nabila beralih memeluk suami nya di depan Abang nya. Bahwa dirinya tak akan mau berpisah dengan Paul. Walaupun, taruhan nya. Hubungan dirinya dengan Abang nya akan terancam.

"Nab beneran ga mau pisah sama kak Paul". Lirih Nabila yang memeluk suami nya itu namun arah wajah nya ke arah lain.

"Iya, aku ga akan biarin kamu kemana mana. Kamu harus sama aku". Paul membalas pelukan itu dan mengusap punggung istri nya itu.

"Nabila". Panggil Rony dengan nada lembut nya.

"Kak sal bawa suami kak sal pergi dari kamar nab. Bilangin sama dia, nab ga akan tanda tangani surat itu begitu juga kak Paul. Nab ga peduli kalau dia ga anggap nab adik nya lagi hiks hiks hiks". Untuk pertama kali nya Nabila tak menyebutkan Rony sebagai 'kaka' melainkan nyebut Rony seakan akan Rony orang lain bagi nya. Membuat Rony kecewa.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang