Penikmat tawa

2K 205 9
                                    

Pagi hari nya, Paul nabila tak sadar bahwa mereka saat ini tidur sambil pelukan mesra dan sedangkan Ibrahim anak mereka tidur sendiri.

Baim yang bangun duluan. Ia pun duduk dan merasa tidur nya aneh. "Ko abang bobo di sini?. Pelasaan abang bobo di kamal abang". Racauan bocah itu yang bangun bangun dari tidur nya sudah berada di kamar orang tua nya.

Saat baim mengucek ucek mata nya. Baim menengok ke arah kanan san ternyata mata baim di suguhkan dengan orang tua nya yang masih tertidur pulas sambil berpelukan dengan mesra seperti lupa bahwa ada anak nya.

Baim pun yng cemburu akan hal itu. Dirinya beranjak dari duduk nya dan mengusel ke tengah agar orang tua nya melepaskan pelukan nya.

"Hastttt". Keluh nabila, karena tak sengaja menyenggol kaki ibu nya yang sedang sakit.

Paul mendengar keluhan kesakitan istri nya itu. Ia pun langsung terbangun. "Kenapa?. Kesenggol aku ya kaki nya. Maaf ya". Paul yang merasa bersalah padahal yang salah adalah anak nya.

"Bukan ayah, gala galau abang. Ibu, abang minta maaf. Abang nda sengaja". Ucap sedih Ibrahim kala melihat ibu nya kesakitan karena diri nya.

"Ya Allah nak. Kenapa kamu segala pindah ke tengah tengah. Tuh kaki ibu nya jadi sakit lagi". Paul dengan nada rendah nya namun berhasil membuat Ibrahim semakin bersalah dan air mata nya sudah mengembang.

Nabila yang paham akan anak nya. Ia pun mengkode kepada Paul bahwa dirinya baik baik saja. "Ayah, ibu gpp ko. Lagian jagoan nya ibu ga sengaja kan?. Udah ya, ga usah sedih. Masa pagi pagi sedih". Nabila mengusap air mata anak nya sudah menetes. Paul yang paham akan itupun membawa anak nya ke pengkuan nya.

"Hey ayah ga marah nak. Ayah cuma mau bilang, lain kali hati hati ya. Kan ibu nya lagi sakit". Paul memeluk anak laki laki nya yang menangis tanpa suara namun dada nya terasa sesak.

"Abang gpp kalau mau nangis nak. Ga usah di tahan. Keluarin aja". Nabila.

"Huaaaaaaa.. maafin abang ibu". Tangisan Ibrahim pecah saat nabila menyuruh anak nya mengeluarkan tangisan nya itu.

"Iya iya ibu maafin ko. Lagian ibu ga marah ko nak. Ayah juga kan yah". Nabila mengusap punggung anak nya yang saat ini tengah memeluk ayah nya.

"Iya, ayah ga marah nak. Lain kali hati hati ya". Paul bangun dari duduk nya dan menggendong anak nya yang kini sudah beranjak gede. Namun, bagi nabila Paul anak nya masih seperti bayi yang dulu sering mereka timang timang.

Tangisan Ibrahim tak kunjung selesai. Dan membuat mamah Sandra yang lewat depan kamar nabila Paul. Ia pun mendengar suara tangisan cucu nya.

"Abang kenapa?. Mamah masuk ya?". Teriak mamah Sandra dan izin masuk ke dalam kamar tersebut.

Dan ketika sudah di beri izin kepada pemilik kamar tersebut. Mamah Sandra langsung masuk dan melihat baim menangis di gendongan Paul.

"Loh cucu omah Kenapa menangis pagi pagi heum??". Mamah Sandra.

"Tadi dia ga sengaja nendang kaki aku yang sakit mah, dan dia merasa bersalah". Penjelasan nabila.

"Walah, kirain kenapa. Ibu nya ga kenapa napa sayang. Yaudah sini sama omah aja yuk". Ibrahim yang beberapa hari ini sangat dekat dengan omah nya itu. Membuat Ibrahim mau beralih ke dalam gendongan omah nya.

"Adih aduh cucu omah udah bujangan. Berat sekali". Mamah Sandra.

"Mah, turunin aja abang nya. Nanti pinggang nya sakit. Abang berat". Paul.

"Masih kuat ko gendong cucu omah ini". Mamah Sandra.

"Udah ya nak nangis nya. Tuh ibu nya jadi sedih liat abang pagi pagi udah nangis". Paul mengelap air mata anak nya.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang