Bersama mu

2.6K 175 18
                                    

Rony yang mendapatkan pesan masuk dari istrinya itu. Ia pun langsung mematikan Putung rokok nya. Dan langsung pergi ke kamar istri nya.

Tapi, sebelum pergi ke kamar istri nya. Rony terlebih dahulu bersih bersih. Karena, dirinya tau istrinya itu tak suka dengan bau asap rokok.

Setelah bersih bersih di rumah nya. Rony balik lagi ke rumah Salma. Dan menghampiri istrinya itu.

Dan tentu saja, Rony saat masuk ke dalam kamar itu. Sudah melihat istrinya itu sedang terbaring di kasur dengan keadaan menghadap ke tembok. Namun, dirinya melihat tubuh istri nya itu bergetar seperti sedang menangis.

Perlahan Rony pun mendekati istri nya itu. Dan duduk di pinggir kasur tersebut. "Ca, hey.. kenapa heum?". Tanya lembut Rony membuat Salma membalikkan tubuh nya itu ke arah suaminya.

Saat mendapati suaminya sudah berada di samping nya. Dengan buliran air
Mata yang mengalir di pipi nya itu. Salma pun langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya dan memeluk nya dengan erat.

"Kemana aja si". Rengek Salma seperti anak kecil dan menangis sesenggukan.

"Maaf baru Dateng. Tadi aku abis ke gazebo kamu sambil ngerokok. Dan sebelum kesini aku bersih bersih dulu. Jadinya, kesini nya agak lama". Penjelasan Rony.

"Kenapa pesan ku ga di bales?. Masih marah?". Salma.

"Hp ku mati.. nih lihat (sambil menunjukkan hp dirinya yang mati). Kamu kenapa ca?. Ko nangis lagi, lagi puasa ko nangis heum". Ucap Rony sambil menaruh dagunya di atas kepala istrinya itu dan tangannya mengusap punggung istri nya itu untuk memberikan ketenangan. "Hey, udah nangis nya ca. Itu nangisnya sampe sesek gitu. Tenang aja, aku ada disini". Rony semakin mengeratkan pelukan nya itu saat mendengar sesegukan istri nya itu menangis.

"Aku ga mau hiks hiks jadi dokter lagis Ron. Hiks hiks aku takut hiks hiks". Ucapan Salma membuat Rony paham apa yang sedang di tangisi oleh istri nya itu.

Sebelum dirinya memberikan tanggapan. Rony menenangkan istri nya terlebih dahulu. "Hiks hiks aku gagal Ron hiks hiks. Aku bukan dokter hiks hiks". Lirih Salma.

"Nangis aja sampe hati kamu lega. Abis itu baru aku ngomong. Aku ga kemana mana ko. Aku disini". Ucap lembut Rony dan tubuhnya saat ini berubah menjadi memeluk istrinya itu dan wajah istrinya itu tetap di dada bidang nya.

Tangisan Salma pun mulai mereda walaupun sesegukan nya masih ada. "Gimana, udah tenang?. Aku boleh ngomong?". Tanya Rony saat sudah tak ada suara tangisan istrinya itu. Dan salma pun menganggukan kepalanya.

"Sebelum kamu nanganin papah. Apa kamu udah pernah nanganin pasien mu yang sama persis kaya papah?'. Rony.

"Per-nah". Sesegukan.
"Berhasil?". Rony.
"Iya berhasil". Salma mencoba mendengarkan baik baik sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu yang saat ini tempat ternyaman nya.

"Berarti kamu bisa menjadi dokter ca. Soal gagalnya papah mu, bukan berarti kamu yang salah. Pemegang nyawa seseorang itu Allah. Dokter hanya sebagai perantara aja. Misalkan, kata kamu obat ini manjur untuk menghilangkan rasa sakit kepala, tapi kalau Allah belum mau kasih dia kesembuhan lewat cara mu, apa kamu akan tetap menyalahkan diri kamu sendiri?. Begitu juga dengan kejadian papah kemarin, berapa banyak si dokter yang nanganganin papah heum?. Bahkan, mereka adalah dokter yang ahli dalam penyakit tersebut. Tapi, kalau Allah udah merindukan hamba nya, apa kamu bisa melarang Allah untuk bertemu kembali dengan hamba Nya?. Porsi kita tuh sebagai manusia udah ada porsinya masing-masing sayang. Allah tau kemampuan kamu bisa menyembuhkan orang lain. Makanya kamu di ridho in sama Allah untuk jadi dokter. Soal berhasil atau engga nya itu urusan Allah. Karena yang memberikan penyakit atau cobaan itu Allah. Kita hanya sebagai perantara aja". Salma mencerna semua ucapan suaminya itu.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang