SELESAI

2.9K 214 26
                                    

"Ko belum siap siap nak?. Hari ini, kita Mau anterin baim ke bandara loh. Kamu ga lupa kan?". Tanya salma kepada anak nya itu yang masih belum siap siap.

Ya, hari itu adalah hari keberangkatan baim ke luar negri yaitu ke negara Belanda.

Negara yang di pilih untuk melanjutkan sekolah nya disana.
"Aya ga ikut mih, badan aku ga enak". Alasan aya. Padahal, dirinya tidak sanggup untuk berpisah kepada baim.

"Loh, aya sakit nak?". Tanya salma sambil mengecek suhu badan anak nya. "Amih ambilin obat ya". Salma.

"Ga usah amih, aya cuma kecapean aja kaya nya". Kanaya.

"Kenapa?. Ko aya belum siap siap sayang". Rony yang sudah siap dengan kemeja biru dongker dan celana levis hitam nya itu.

"Sakit anak mu tuh". Salma.
"Loh sakit?. Perasaan tadi subuh aya gpp nak". Rony langsung mendekati anak nya.

"Aya gpp ko pih, mih. Cuma butuh istirahat aja ko". Kanaya.

"Itu kamu tuh gara gara kurang tidur dan makan nya telat mulu". Salma.

"Jangan ngomel ah, anak nya lagi sakit". Rony.

"Yaudah mas, kamu ikut anterin baim ke bandara aja. Aku jagain aya disini". Salma.

"Ga usah amih, amih ikut aja. Aya gpp ko di rumah sendirian". Kanaya.

"Yakin kamu heum?". Rony yang selalu lembut tutur kata nya dengan anak dan istri nya itu.

"Yakin apih, tapi aya mau nitip sesuatu buat baim. Apih sama amih aja ya, yang kasih". Kanaya.

"Kenapa ga kamu aja?. Sekalian liat baim sebelum dia pergi". Rony.

Kanaya hanya terdiam. Dan salma tau apa yang di pikirkan oleh kanaya. "Iya, amih kasih. Udah ah, jangan sedih gitu dong'. Salma memeluk anak perempuan nya itu.

Membuat rony juga ikut sedih melihat anak kesayangan nya itu bersedih sejak kemarin.

"Yaudah sana kamu istirahat.  Kalau asa apa apa, telpon amih atau apih ya". Salma.

Kanaya hanya menganggukan kepala nya saja. Sedangkan rony salma keluar dari rumah. Karena, keluarga Paul sudah menunggu nya di depan rumah nya papah dewa.

"Udah siap semua nya?. Ga ada yang ketinggalan?". Tanya rony.

"Kanaya mana om?. Dia ga ikut?". Baim bertanya ketika tak melihat perempuan itu.

"Dia ga bisa ikut bang, aya badan nya ga enak". Baim langsung sedih ketika mendengar berita itu. Dan mata baim langsung tertuju ke jendela kamar kanaya. Dan ternyata, kanaya Sedang melihat nya dari atas sana. Dengan tatapan sedih nya.

"Ayah, ibu.. abang boleh ketemu sama aya dulu ga?. Sebentar aja ko". Baim.

"Boleh, tapi jangan lama lama ya. Nanti kita ketinggalan pesawat". Paul.menjawab, ia pun langsung masuk ke dalam rumah nya kanaya. Dan mencari keberadaan perempuan itu.

"Aya, ini baim". Ucap baim sambil mengetuk pintu kamar sepupu nya itu.

Di balik pintu kamar tersebut.  Di dalam nya, kanaya berjalan mendekati pintu itu tanpa ia buka.

"Kenapa im?". Sahut kanaya.
"Buka dulu, aku mau ngomong sama kamu ay". Kanaya.

"Maaf ga bisa im. Aku lagi flu, nanti kamu ketularan". Alasan kanaya. Padahal,.dirinya tak ingin membuat baim menjadi ragu untuk pergi keluar negri. Dia tidak mau menghambat baim mengejar mimpi nya.

"Aya marah ya sama baim?. Maaf ya, kalau keputusan aku buat kamu marah sama aku ay. Tapi, kamu harus tau. Aku pergi karena ada alasan nya. Aku ga Mau, buat kita jauh karena satu hal". Baim menyandarkan punggung nya di pintu tersebut.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang