kenyataan

2.2K 168 18
                                    

Sesuai janji Abie kepada Nabila. Pria itu menjemput Nabila untuk pergi ke kampus.

Namun ,saat sampai di rumah nya. Abie bertemu dengan Rony dan Paul yang sedang di teras rumahnya sambil mengulik ngulik motor kesayangan mereka itu.

"Bedebah Dateng lagi". Gerutu Paul saat melihat Abie keluar dari mobilnya. Awalnya, Rony tak engeuh akan kedatangan Abie. Tapi, setelah mendengar gerutu nya Paul. Ia pun menengok ke arah pandang Paul saat ini.

"Hallo bang". Ucap ramah Abie kepada Rony dan Paul.

"Nabila ga ada". Sebelum Abie basa basi bertanya soal Nabila. Paul duluan yang bilang bahwa Nabila tidak ada. Padahal, Nabila ada di dalam.

"Jemput Nabila ya?. Sebentar ya, gua panggilin dulu". Rony seperti nya mulai menerima keberadaan Abie di dalam hidup adiknya itu.

Sebelum Rony masuk ke dalam untuk memanggil Nabila. Nabila terlebih dahulu yang keluar dari rumah itu.

"Nah tuh dia". Rony.
"Eh kak Abie udah Dateng.. kak bas, nab berangkat kuliah ya". Nabila.

"Iya.. hati hati ya, kalau masih ga enak badan bilang sama dosen. Biar Kaka jemput kamu". Rony.

"Siappp pak bos". Nabila hormat kepada Rony.

"Bang, gua izin bawa Nabila ya". Abie.
"Iya.. hati hati ya". Rony.
"Iya bang". Abie.

Paul melihat Rony seperti mendukung keduanya. Membuat nya semakin kesal, di tambah lagi. Sejak tadi malam, dirinya dan Nabila sama sekali tidak bicara. Sepertinya, Nabila marah kepadanya karena prilaku Paul tadi malam dengan Abie..tapi,.Paul bodo amat.

Paul adalah orang yang sangat transparan. Jika dirinya tak suka, dirinya akan menampilkan wajahnya tak suka kepada orang tersebut. Begitu pun juga sebaliknya.

Paul pergi dari sana. Sambil melempar sembarangan obeng yang ia pegang. "Kenapa dia?. Pagi pagi udah sensi aja". Nabila.

"Udah ga usah di pikirin. Sana kamu berangkat kuliah. Nanti terlambat". Rony.

"Yaudah, nab berangkat ya. Assalamualaikum". Nabila Salim kepada abangnya itu.

Setelah Nabila pergi dari halaman rumahnya itu bersama Abie. Salma datang untuk memberitahu bahwa sarapan suaminya itu udah tersaji.
"Ngapain si pagi pagi udah bongkar motor aja?. Baru mendingan juga". Omel Salma sambil mengelap keringat suaminya itu.

Namun, Rony yang ingin membuat pelajaran ke Salma. Agar istrinya itu tak mengungkit tentang Anggi di antara mereka. Rony pun mendiamkan Salma. Biar Salma tau, bahwa dirinya sedang marah.

"Sampe keringatan gini. Yuk, sarapan dulu. Abis itu minum obatnya lagi. Kalau udah sembuh kan, besok lanjut puasa nya". Ajakan Salma. Namun, Rony hanya terdiam tapi tetap beranjak dan masuk ke dalam rumah Salma untuk sarapan masakan istri nya itu.

Salma hanya menghela nafas. Bertahun tahun berteman dengan Rony. Membuat dirinya hafal, bagaimana pria tersebut sedang marah. Ya, Rony akan mode diam jika sudah sangat marah.

"Sabar sal, lagi puasa". Ucap Salma sambil menghela nafasnya. Dan membututi suaminya yang sedang berjalan itu.

Setelah mereka berada di meja makan itu. Salma mengambilkan nasi dan lauk pauknya ke dalam piring Rony.
"Seadanya dulu ya makan nya. Mau masak banyak, takutnya nanti kebuang". Salma.

"Iya sal". Jawab asal Rony tanpa embel embel panggilan kesayangan nya seperti 'ca atau sayang'. Salma pun cemberut. Namun, Rony tak menghiraukan nya. Walaupun, Rony mati matiaan menahan kegemasan nya kepada istrinya itu ketika sedang cemberut.

Dalam keheningan itu. Hp Salma yang tergeletak di meja makan itu. Ada notifikasi pesan masuk.

Rony yang sedikit kepo siapa yang mengirimkan pesan itu. Rony pun sedikit melirik. Tak sempat melihat isi pesan nya. Tapi, yang Rony lihat adalah pesan itu dari Dimas.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang