pulang

2.4K 226 11
                                    

Nabila merasa badan nya tidak enak pagi itu. Membuat nya merasa nyaman ketika ada sesuatu yang memeluk nya dengan nyaman dan hangat.

Semalaman nabila demam, dan tak ada yang mengetahui nya sama sekali kecuali seseorang yang saat ini berada di satu kasur itu dan memberikan pelukan hangat dari jam 5 subuh.

"Mas, kamu ko udah pulang?". Walaupun nabila belum membuka mata sepenuh nya. Ia sangat amat hafal bau minyak wangi sang suami itu.

"Semalam aku langsung nyari tiket". Benar saja perkataan Paul tadi malam lewat telpon. Bahwa dia akan pulang ke Jakarta. Walaupun harus beradu argumen dengan papah dewa sedikit karena Paul pulang bersama rony juga.

"Kenapa pulang si?. Aku gpp loh. Kasian papah disana kerja sendirian". Nabila ngomel namun diri nya mengerat kan pelukan itu. Rasa wangi di tubuh suami nya itu membuat nabila tenang.

"Gpp gimana si, itu kaki kamu tambah bengkak dan ini lagi, kamu demam loh. Panas banget badan kamu". Omel Paul tapi masih bernada rendah.

"Aku ga demam mas'. Nabila yang belum sadar bahwa dirinya sedang demam.

"Kamu demam sayang. Ini badan kamu panas banget dari subuh". Naabila tak menghiraukan ucapan suami nya. Dirinya merasakan kepala sangat amat pusing membuatnya menenggelamkan wajah nya di dada bidang suami nya.

"Aku panggil salma dulu ya. Biar periksa kamu". Paul mengusap kepala istri nya itu

"Nanti aja, lagi nyaman kaya gini". Nabila.

Paul hanya tersenyum getir melihat istri nya sakit karena kecapean mengurus anak mereka yang sedang aktif aktif nya.
"Kaki nya tambah sakit ya?". Di tambah lagi nabila merasakan kaki nya yang sakit itu mungkin efek nyeri kaki nya juga.

Nabila hanya menganggukan kepala nya sebagai jawaban nya. "Yaudah istirahat dulu. Nanti kita ke patah tulang ya. Kita cek. Tapi, emang nya kamu ga laper. Ini udah jam 9 pagi loh buy". Nabila mendengar bahwa saat itu sudah jam 9 siang. Membuat nya terkejut dan mau berdiri begitu saja dan lupa bahwa kaki nya sedang sakit.

"Washhhh ya allah sakit banget". Nabila langsung duduk kembali.

"Lagian kamu kenapa si?. Udah tau sakit, malah langsung berdiri kaya tadi. Kenapa buy?". Paul jugaa terlihat panik

"Kenapa kamu ga bilang aku si mas udah jam segitu, abang harus ke sekolah. Karena hari ini, hari pertama masuk sekolah abang setelah liburan 4 hari kemarin". Nabila.

"Abang aman buy, abang di anterin sama omah dan sus nya. Tadi mereka pamitan sama aku". Paul.

"Sakit banget". Keluh nabila.
"Fiks, udah kita sekarang ke patah tulang. Terus sambil beli sarapan di luar". Keputusan Paul yang sudah tidak tega melihat istri nya seperti itu.

Dan tak lama kemudian salma datang membawa hasil masakan nya. "Gimana nab, udah membaik demam nya?". Tanya salma yang mengetahui nabila sakit karena japri dari Paul.

"Masih demam sal, kaki nya juga masih sakit dia". Jawab Paul.

"Kaki?. Kenapa dia kaki nya?". Salma yang belum tau juga soal kaki adik nya itu. Dan Paul semakin marah kepada istri nya karena benar benar menyembunyikan rasa sakit nya sendiri.

"Buy, kamu bener bener ya. Kamu sembunyiin rasa sakit kamu sendiri. Kalau kamu kenapa napa gimana, terus kalau aku ga pulang hari ini?". Paul dengan kekesalan nya itu.

"Maaf, nab cuma ga mau bikin khawatir semua orang aja ko. Ga terlalu parah juga ko". Nabila dengan nada ciut nya.

"Yaudah rasain sendiri. Ga parah kan kata kamu?. Kamu ga butuh orang?. Yaudah, sal ga usah periksa keadaan dia. Dia bisa sendiri ko kata nya". Ucap ketus Paul karena istri nya itu selalu menyembunyikan apa yang ia rasa hanya karena tak mau merepotkan orang lain.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang