kepergok

2.8K 178 18
                                    

Paul saat ini sudah bersama Sherly di dalam mobil nya. Walaupun, hati dan pikiran nya terus dengan nasib Nabila saat ini. Pasalnya, wanita itu sama sekali tidak membalas pesan nya untuk mengetahui apakah bocah kecil itu sudah sampai di rumah dengan selamat?.

Sedangkan Sherly yang berada di samping Paul hanya terdiam. Karena Paul sama sekali tidak mengajak nya mengobrol

Yap, Paul dan Sherly memang dekat saat ini. Semenjak Paul mengetahui bahwa wanita yang ia cintai setelah Salma, yaitu Nabila adalah ternyata adik sebapak membuat nya hampir prustasi.

Dia tak bisa menghilangkan perasaan nya begitu saja terhadap Nabila. Karena, Paul masih tinggal atau berdekatan dengan wanita itu membuat nya semakin sulit untuk melupakan Nabila. Sampai akhirnya, Paul mencoba membuka hatinya kembali dengan cara mendekati Sherly yang notabene nya ia tahu, bahwa Sherly suka kepadanya. Namun, bagi Paul Sherly hanya teman biasa.

Akan tetapi, Paul ingin mencoba mendekatkan Sherly, toh Sherly lebih baik dari Aqila yaitu mantan pacar Paul yang masih saja mengejar ngejar Paul namun tak pernah di gubris oleh Paul.

"Paul, kamu kenapa?". Tanya Sherly sambil memegang bahu Paul dengan lembut. Karena pria itu terus terdiam di dalam mobil.

"Eh engga Sher, lagi fokus nyetir aja. Kenapa?". Paul

"Kamu kaya gelisah gitu. Kenapa?. Ada yang lagi kamu pikirkan?". Sherly.

"Heumm sebenarnya tadi aku masih bareng sama Nabila Sher. Karena, tadi kita mutusin mau beli sate taichan dulu. Tapi, kamu minta jemput. Jadinya ga jadi, dan karna dia takut kamu ga nyaman ada dia, jadi dia pulang sendirian pake taksi. Tapi aku chat, dia ga bales bales". Paul.

"Oh Nabila". Lirih Sherly di dalam hatinya.

"Udah coba kamu telpon?". Sherly.
"Udah, ga diangkat". Paul.
"Yaudah, masih di jalan kali dia". Sherly.
"Tapi kenapa ga bales chat aku ya". Paul yang benar benar nampak gelisah.

"Mungkin lagi repot di jalan. Nanti juga di kabarin kamu". Sherly.
"Semoga aja". Paul.

"Paul". Sherly.
"Iya apa?". Paul.
"Kamu sayang banget ya sama Nabila?". Sherly.

"Iya sayang banget". Tanpa ada nya keraguan. "Dia itu perempuan yang spesial. Jarang aku lihat wanita kaya dia. Tangguh, pinter, apa adanya, polos, dan agama nya bagus. Aku yang agamanya kurang ketemu dia kaya berasa mau jadi ustad ". Paul mendeskripsikan Nabila seperti apa. Tapi, bukan sebagai Kaka ke adik. Melainkan, dia seperti itu seperti pria yang sedang jatuh cinta kepada wanita yang saat ini ia ceritakan. Sherly pun bisa melihat mata Paul yang begitu menganggumi Nabila.

Paul pun akhirnya tersadar apa yang ia ucapkan di depan Sherly "maksud aku, dia adik able banget Sher". Langsung di belokin ke sana. Agar Sherly tak curiga bahwa Paul memiliki perasaan sendiri kepada adiknya itu.

"Bangga banget ya kamu sama adik mu". Sherly.

"Bangga banget Sher". Paul.
"Pul". Sherly.
"Hmmm?". Paul.

"Posisi aku sama Nabila sama?". Sherly.
"Maksud nya?". Paul.
"Ya posisi aku sama Nabila sama ga di mata kamu". Sherly seperti nya ingin meminta kejelasan tentang hubungan nya dengan Paul. Karena, setiap hari mereka chatan dan Paul memberikan perhatian lebih. Namun, tak ada hubungan jelas di antara mereka berdua.

"Ya jelas beda lah Sher. Dia adik ku, kamu teman ku". Deg!. Paul berucap seakan akan dirinya tak memberikan harapan lebih untuk Sherly.

"Teman?". Sherly dengan nada syok nya.
"Iya kamu kan temen ku Sher. Kenapa?". Dengan nada santainya.

"Gpp, pul tolong cepetan ya. Aku udah di tungguin sama pasien pasien ku". Sebenarnya Sherly hanya ingin cepat cepat keluar dari mobil itu karena kenyataan nya tak sesuai apa yang ia bayangkan selama dekat dengan Paul yang memberikannya harapan sebuah cinta.

2 Hati 1 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang