7 Wounds [ On Going ]

🍁2. Pengemis tua

#Haloo guyss. Runny dateng lagii

#jangan bosen bosen yaa

•

•

•

•

[ bab 2 ]

"Bersyukur-lah, selagi tuhan memberikanmu sebuah tempat tinggal, ingat!! Di luar sana masih banyak orang yang kesusahan walau hanya sekedar makan"

-Harsa Amartya.

~◇~

Happy reading!!

Siang hari, ketika jarum jam menunjukkan pukul 13:45, siswa siswi SMAN Lintang Permana sudah mulai keluar dari kelas masing-masing.

Ketika di perjalanan pulang, ketujuh anak bercerita perihal sekolah di hari pertamanya. Ada yang mengatakan bahwa di hari pertama ini sungguh menyenangkan. Ada juga yang mengatakan bahwa di hari pertama sekolah ini sudah ada hal yang kurang mengenakkan.

“AWAS!!!” Teriak anak-anak ketika mobil yang di kemudikan oleh Harsa hampir saja menabrak seorang pengemis tua. Seketika jantung mereka berdebar kencang seolah-olah hampir terlepas.

Harsa dan yang lain segera keluar dari mobil, dan mengecek apakah pengemis itu baik-baik saja. Untung saja kakek tua itu tidak ada luka sedikit pun di badannya, hanya saja kakek itu sedikit kaget dan ketakutan. Kakek tua itu hanya terkejut.

“Kek ... kakek enggak papa? Tolong maafin  Harsa ya, Kek” ucapnya dengan air mata yang berlinang.

“Iya, Nak. Kakek enggak papa, kok.” Jawab kakek itu dengan menepuk halus paha Harsa seolah memberikan isyarat bahwa dirinya tidak mengapa.

“Ini, Kek. Minum” tawar Jayendra dengan menyodorkan sebotol air putih.

Kakek itu segera meminum air pemberian Jayendra, dan meneguk semua air sampai habis tak bersisa. Ketika kakek tua itu menghabiskan minumnya, tiba-tiba kakek tua itu menatap Jefry begitu tajam. Mengapa?

Kakek tua itu rasanya sempat menemui Jefry di Panti Asuhan Kasih Bunda. Kakek itu melihat bahwa Jefry tengah  membersihkan panti seorang diri disertai dengan pakaian yang kotor. Lantas kakek itu pun menanyakan perihal pikirannya tersebut.