Halo Sayangg, apa kabar? Kuharap selalu sehat selalu. Yang sakit semoga lekas sembuh.
Jangan lupa vote sebagai bentuk apresiasi yaa. Makasihh.
•
•
Pagi ini, suasana kota Malang begitu buruk. Derasnya butiran air yang mengguyur sebagaian desa di kota malang tak kunjung reda dipadukan dengan gemuruh guntur yang saling bersahutan. Hujan yang lama tersebut mengakibatkan area kota Malang tergenang air, bahkan sebagian desa sampai banjir.
Naren menatap jendela yang ada di samping brankarnya. Dirinya merasa jenuh untuk saat ini. Dirinya begitu ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
Walau keadaan rumah terkadang sama sekali tidak mendukung, sehari-hari pasti akan ada saja luka yang terbentuk. Naren tetap memilih untuk berada di rumah dari pada harus terus berbaring di atas brankar rumah sakit.
Tak lama kemudian, pandangan kosongnya pecah. Seorang dokter masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang amat membahagiakan. Terlihat begitu jelas bahwa dokter tersebut membawa sebuah amplop putih di tangannya.
Harsa, selaku kakak tertua sekaligus pengganti orang tua lantas bangkit dari duduknya. Anak itu membungkukkan badannya sebagai tanda menyapa kepada Dokter.
"Hai, di pagi yang mendung ini, bagaimana kabar kalian?" sapa dokter itu.
"Alhamdulillah, baik, Dok." ujar Jefry antusias.
"Syukurlah, saya membawa kabar baik untuk kali ini. Kalian melihat sebuah amplop yang saya bawa?" Ujar Dokter Shela seraya mengangkat amplop yang dibawanya.
"Ini adalah hasil pemeriksaan terakhir Naren. Dikarenakan keadaan Naren sudah pulih sepenuhnya, hari ini Naren dibolehkan untuk pulang."
Dokter itu membacakan hasil pemeriksaan terakhir Naren yang dilakukan kemarin sore. Naren serta keenam saudara yang mendengar itu seketika tersenyum tanda bahagia. Lain lagi dengan Jefry, anak itu tertawa bahagia hingga dirinya loncat-loncat bak anak kecil usia 5 tahun. Sungguh menggemaskan.
Harsa melirik Jefry yang masih berloncatan di depan dokter dan mereka semua. Jefry yang menyadari itu seketika berhenti dan tersenyum malu. Dibalas dengan senyuman dokter.
"Ampun, bisa-bisanya Gue punya adik spek dajj*l?" Batin Sagara.
Setelah Dokter keluar dari kamar 47, mereka semua sontak mendekati Naren lalu mendekapnya dengan hangat.
Naren yang merasakan kehangatan setelah seluruh saudaranya memberikan dekapan, anak itu meneteskan air matanya. Sebenarnya, sejak dari dahulu kala seluruh saudaranya memperlakukannya seperti ini, namun dirinya hanya menganggap ini semua sebagai sebuah candaan. Kini, anak itu menyadari bahwa semua yang saudara berikan itu tulus dari lubuk hati terdalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...