Siap untuk membaca?
Lets go !!
Siapin tisu kalau sekiranya buat nangis, okayy??
•
Happy Reading
Setelah hampir 30 menit Harsa memanggil Dokter Erina. Pintu ruang ICU tak kunjung terbuka setelah kehadiran Dokter Erina yang masuk ke dalam sana.
Harsa dan yang lainnya di buat ketar-ketir kala mengingat pesan terakhir yang Dokter ucapkan sebelum ia masuk ke dalam ruang ICU.
"Banyak-banyak berdoa, ya..."
Pesan itu terus saja terlintas di dalam pikiran mereka berenam. Munculnya pikiran negatif akan keadaan Jayendra saat ini malah makin menambah keruhnya pikiran mereka.
Tak lama kemudian, lampu yang ada tepat di atas pintu ruangan ICU berubah menjadi warna hijau. Yang artinya proses pemeriksaan telah usai.
Seorang dokter keluar dari ruangan dengan membawa sebuah amplop. Yang mana amplop itu berisi tentang keadaan Jayendra setelah mengalami proses pemeriksaan.
"Dokter ... dokter, gimana keadaan Jayendra?" Tutur Harsa seraya berjalan mendekati tubuh Dokter Erina. Jantungnya semakin berdetak kencang, seakan tak siap dengan kenyataan yang akan dokter sampaikan.
"Buruk."
Degg!!
"Terakhir kali, sekitar satu tahun lalu, kanker pada tubuh Jayendra masih menginjak stadium 3. Namun sekarang, dengan begitu cepat kanker itu telah menginjak stadium 4, di mana itu adalah stadium akhir." Jelas Dokter Erina. Jangankan Harsa, Dokter Erina pun juga turut mengeluarkan air mata pada saat menjelaskan keadaan Jayendra saat ini.
"B-berapa sisa waktu yang Jayendra miliki?" Tanya Harsa berusaha memastikan, walau jantungnya berdetak tiga kali lipat dari sebelumnya. Ia tetap berusaha tegar di depan dokter Erina.
"Dengan berat saya memprediksi bahwa sisa waktu Jayendra hanya tersisa 14 hari." Dalamnya ucapan yang Dokter Erina jelaskan mampu membuat Harsa meluruh ke bawah. Ia begitu tidak kuat mendengsrkan kenyataan yang seharusnya tidak ia dengar saat ini.
Bukan hanya Harsa, seluruh saudara yang ada di belakangnya juga turut menangis tersedu-sedu. Terutama Sagara, seorang yang seumur-umur tak pernah menangis, kini menangis sejadi-jadinya. Tangannya mengepal kuat, memukul-mukul lantai rumah sakit itu. Hatinya merasa sesak saat mendengar kenyataan bahwa sisa hidup Jayendra hanya tersisa 14 hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...