🍁25. Ini semua karena kamu

231 23 1
                                    

Halo sayanggg, apa kabar? Semoga aja baik yaa, yang sakit semoga lekas sembuh.

Ayo kalian beri vote sebagai bentuk apresiasi, terima kasih.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapat kabar bahwa Naren dirawat pada rumah sakit Pelita Nirwana, buru-buru Syakila bersiap untuk pergi ke sana.

Saat ini, waktu telah menunjukkan pukul 20:00, bisa dibilang ini sudah malam. Sebelumnya, Sagara sudah benar-benar memastikan apakah Syakila tidak keberatan jika harus menemui Naren saat ini juga? Ternyata, setelah beberapa kali ditanya, Syakila terus saja menjawab 'tidak mengapa', sehingga Sagara lebih tenang.

Buru-buru Syakila menghubungi sopirnya untuk dimintai tolong mengantarkan dirinya ke tempat di mana Naren di rawat.

Selang beberapa waktu kemudian, Syakila dan sopirnya telah sampai di depan Rumah Sakit Pelita Nirwana. Sebelum itu, Pak Gavi—Sopir Syakila menawarinya apakah ingin ditemani atau tidak? Syakila terus saja menolak dan ingin masuk sendirian.

Mengingat pesan Sagara bahwa Naren berada dalam kamar 47, Syakila segera berlari mencari keberadaan kamar itu. Untuk mempercepat waktu, Syakila menaiki lift untuk sampai ke kamar 47.

Setelah beberapa menit ia menaiki lift, kini ia melihat begitu jelas sebuah kamar dengan keterangan ‘Kamar 47’ tepat di depan matanya.

Syakila mengetuk pintu serta mengucapkan salam.

“Assalamualaikum.” Ujar Syakila di ikuti dengan dirinya yang terus masuk ke dalam kamar itu.

Ketika Syakila masuk, dirinya di sambut dengan senyuman manis yang terukir dari wajah Naren. Dirinya membalas senyuman itu dan menghampiri Naren yang merentangkan kedua tangannya.

Tak disangka, ketika Syakila mendekatkan badannya, seorang remaja bernama Naren itu memeluk erat tubuh Syakila. Syakila yang menyadarinya seketika dibuat salah tingkah oleh kelakuannya.

Jayendra, bisa dibilang dia adalah remaja yang begitu anti dengan sebuah kata ‘cinta’ seketika membuang muka ke kanan. Begitu pun dengan yang lainnya. Mereka semua dibuat senyum akibat kelakuan Naren yang sangat sulit di tebak.

“Bang ... Lo semua bisa keluar sebentar? Gue mau ngobrol 4 mata sama Syakila,” ujar Naren.

“Sudah, ya, ayo kita keluar, adek kecil mau berduaan.” Goda Harsa sembari menggiring adik-adiknya untuk keluar dari kamar 47.

7 Wounds  [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang