Haloo, Sayangg
Bantu vote dan komentarnya yaa
~~◇HAPPY READING◇~~
*
*
*"Mungkin sehari dua hari seseorang dapat menahan amarahnya, namun seseorang juga punya titik dimana hati ingin sekali meluapkan semuanya"
-Sagara Diandra.
***
"Sialan, ngapain fitnah anj*ng?"
***Di dalam suatu ruangan, Sagara dan Levi duduk di atas sofa dengan beberapa guru yang mengelilinginya. Benar, itu adalah ruang BK ( bimbingan konseling ).
Mereka berdua duduk di sana karena kasus yang mereka perbuat tadi pagi. Dibalik kesalnya Sagara akan perbuatan Levi dan Zevan terhadap Abangnya, Jayendra, Levi begitu bungung akan menjawab apa jika guru menanyakan apa sebabnya dia merundung siswa baru.
Jika Levi mengatakan dirinya di paksa oleh Zevan, mungkin dirinya akan menjadi mangsa Zevan seterusnya. Satu lagi, Levi juga takut jika mengadu tentang Zevan terhadap kepala sekolah. Ya benar, Zevan adalah anak tunggal dari kepala sekolah. Itulah sebabnya anak-anak di sini sangat patuh terhadap Zevan.
"Apa maksud kamu menyiksa Zevan?" Tanya kepala sekolah dengan mata yang menatap Sagara intens.
"Itu bukan salah saya, Pak. Zevan yang--." Belum selesai Sagara berkata, ucapannya sudah di potong oleh pak Hardi-selaku kepala sekolah.
"Kamu mau mengelak bagaimana lagi, Sagara?!!, anak saya dibuat lebam dengan pukulan kamu, dengan bukti yang sudah jelas kamu masih mau mengelak?" Pak Hardi beranjak dari tempat duduknya dan menepuk meja keras.
Ohh, jadi Zevan anak Pak Hardi, pantes selalu dibela.
"Pak, tolong jangan tutup mata. Abang saya juga korban, Pak, dia itu sakit parah pak! Dia mengidap leukimia, sedangkan Zevan menyiksanya dengan melemparkan vas bunga ke arah kepalanya, apa itu masih belum salah?" Kali ini Sagara tak mau tingga diam, dirinya berusaha menjelaskan apa yang dilakukan Zevan terhadap Jayendra.
"Ya itu semua salah Jayendra sendiri, Sagara!! Dia sudah besar, mengapa dia tidak melakukan perlawanan?" Pak Hardi masih saja ingin melindungi anak tunggalnya tanpa memikirkan sekejam apa perbuatan anaknya.
Sagara menatap Pak Hardi dengan tajam, tak menjawab ucapannya dan langsung saja pergi dari ruangan tanpa izin terlebih dahulu.
Levi yang awalnya duduk diam tak bersuara, kini berdiri dan membuntuti Sagara dari belakang. Dirinya berniat hati ingin meminta maaf kepada Sagara dan Jayendra.
~◇~
~◇~
Di dalam ruang UKS, terdapat tubuh Jayendra yang tergulai lemah dengan kedua mata yang masih tertutup rapat sekaligus kepala yang terbalut perban.
Sudah 2 jam lamanya, Jayendra masih tak kunjung sadar. Membuat Harsa dan Jendra yang ada di sampingnya semakin takut akan kejadian setelahnya.
Ketika Jendra dan Harsa menundukkan wajahnya, tiba-tiba seorang laki-laki dengan tinggi badan sekitar 170 CM tiba di sana, laki-laki itu adalah Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...