HAII APA KABAR??
UDAH MAKAN BELUM?
OH YA, CERITA INI GAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KAHIDUPAN NYATA PARA PEMERAN, JADI JANGAN TERLALU SERIUS
TAPIII KALO BACA HARUS SERIUS, BIAR KALIAN BISA TAHU MAKSUD DARI CERITA INI.
KITA AMBIL HAL BAIKNYA DAN BUANG YANG JELEK, OKAYY
MAYBE DI BEBERAPA CP KEMUDIAN ADA ADEGAN KEKERASAN, JADI DIMOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.
TERIMA KASIHH
~HAPPY READING ALL~
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Di dalam ruang UKS yang begitu tenang, terdapat tubuh Jayendra yang tergulai lemas di atas brankar dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Jendra yang berada di sampingnya sungguh tak tega melihat kondisi Jayendra saat ini.
Jayendra membuka matanya, hingga perlahan pandangannya kembali jelas. Tampak di samping brankar, Jayendra melihat Jendra yang duduk diatas kursi dengan kepala yang menunduk.
"Ndra?"
"Jay? Akhirnya lo bangun juga, Lo gapapa kan?" Dengan sigap Jendra menyeka air mata yang sedari tadi menetes.
"Nggak, Gue gak papa" ucapnya berusaha menutupi keadaan sebenarnya.
"Bohong!! Bilang aja kalo penyakit Lo kambuh, apa susahnya sih bilang? Kita ini saudara, sudah semestinya jika kita saling berbagi cerita dan saling menguatkan" jelas Jendra berusaha menguatkan saudaranya.
Tak ada jawaban jadi Jayendra, ia hanya duduk terdiam. Merasakan sakit yang kembali dirasakan, ia menggigit bibir bawahnya.
Ya Allah, kapan rasa sakit ini akan usai? , batin anak itu memohon.
Jendra menanyakan kepada Jayendra bagaimana keadaan dirinya. Jayendra menjawab bahwa ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Jika kalian tahu, itu hanyalah sebuah kebohongan.
Mendengar jawaban dari Jayendra, Jendra menelepon kelima saudaranya untuk menjemputnya ke UKS dikarenakan saat ini telah memasuki waktu istirahat.
~◇~
Di dalam kelas XII IPA1, keadaan kelas sudah tak terurus. Ada yang tengah memakan bekalnya, ada yang memainkan pasawat kertas, bahkan yang kejar kejaran juga ada.
Wajah Harsa yang awalnya muram dan lesu, kini kembali berseri seri dan terukir senyumah usai menerima telepon dari Jendra.
Harsa segera bergegas untuk memberi tahu saudara saudaranya tentang kondisi Jayendra saat ini. Setelah memberi tahu Sagara, Jefry, dan Sakhy. Sekarang mereka harus menuju ke lantai 3 sekolahan----kelas XI IPS1, dimana Naren belajar.
Sebelumnya, Naren sama sekali tak tahu jika penyakit Jayendra kambuh. Dan ketika diberi tahu, Naren sungguh syok mendengarnya. Selalunya, jika penyakit Jayendra kambuh, Naren-lah yang paling khawatir di antara saudara lainnya. Bukan berarti yang lain tidak peduli, melainkan sikap Naren yang terlalu kalang kabut diantara lainnya.
"Ren, lo ikut ke UKS gak?" Tanya Harsa.
"Wait, siapa yang sakit?" Seketika wajahnya berubah drastis, yang awalnya terukir senyuman ceria, kini senyuman itu mulai memudar.
"Jay, penyakit dia kambuh tadi"
"Kalian jahat!! Kenapa gak ada satupun diantara kalian yang ngasih tau aku kalo Abang Jay sakit?" Wajahnya berusaha semelas mungkin.
"Maafin kami, Ren. Bukannya gak mau ngasih tau, cuman kita udah terlalu panik, jadi gak sempet buat ngabarin Lo" jelas Sagara.
"Udah jangan banyak omong, ayo anter Naren buat ketemu Abang" sepertinya anak itu sudah marah. Terlihat dari wajahnya yang telah murung.
~◇~
"ABANG!!!" Teriakan Naren sukses membuat Jayendra tersentak.
Aduhh, hampir aja jantung gue lompat, batin Jayendra.
"Ren ..., bisa kan kalo manggil itu pelan pelan, gak enak loh sama susternya" nasehat Jayendra berhasil membuat Naren mematung di tempat.
"Ya habisnya mereka semua jahat, Abang sakit gak ada yang ngasih tau aku, biarin abis ini Naren marah" Adu nya dengan tangan yang melipat.
"Hadehhh, gue diem aja salah. Gimana caranya supaya gue jadi anak paling bener gituloh, apa gue harus jadi perempuan dulu biar serba bener?" Batin Sagara berkata sembari menggeleng geleng kepalanya.
Pada akhirnya mereka semua saling memaafkan. saudara itu tujuannya untuk melengkapi segala kekurangan, kata Harsa.
Setelah ditanya mau tetap disini atau ikut ke kantin, Jayendra lebih memilih untuk ikut serta pergi ke kantin.
Jayendra segera mendudukkan badannya, ia segera turun dari brankar UKS, dibantu dengan saudara lainnya. Sungguh kompak bukan persaudaraan mereka.
~◇~
(Di kantin)Jarum jam telah menunjukkan pukul 10:45, yang menandakan waktu istirahat tersisa 15 menit lagi.
Mereka pun segera menuju ke warung paling ujung yang menjual ayam geprek, kecuali Jayendra. Ia lebih memilih untuk pergi ke warung yang menjual jasuke.
Note : Jayendra begitu menyukai jagung, bahkan dulu pernah saat dirinya ditanya oleh Harsa apakah barang berharga yang paling ia sukai, Jayendra malah menjawab jagung.
"Jay, lo gak laper? Kok malah beli jasuke?" Tanya Sagara.
"Nggak, gue udah kenyang. Tadi pas di UKS sempet dikasih makan sama susternya" jelasnya dengan tangan yang telah memegang se-cup jasuke.
"Yaudah, jangan bohong loh yaa" Sagara berkata dengan menyodorkan jari telunjuknya.
Ciee nungguinn yaa???
Makasih udah baca sampai sini...#BERSAMBUNG#
SEGINI DULU YA, DARLING
MAAF KALO TERLALU SEDIKIT
INSYAALLAH KITA BAKAL UP LAGI BESOK.
AYOO SPAM KATA "NEXT" DI KOLOM KOMENTAR BIAR AUTHOR SEMANGAT BUAT NGETIK CERITANYA
MAKASIHH
SEE YOU LATER
BABAYYY👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...