🍁12. Khawatir

418 26 4
                                    

Hallo sayangkuu

Jangan lupa kasih vote dan comment sebagai bentuk apresiasi, terima kasih

~~◇HAPPY READING◇~~

***

"Bahagiaku berbeda dengan manusia pada umumnya, bahagianya diriku adalah ketika mendapatkan kasih sayang dari orang tua, walau itu sangat mustahil bagiku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahagiaku berbeda dengan manusia pada umumnya, bahagianya diriku adalah ketika mendapatkan kasih sayang dari orang tua, walau itu sangat mustahil bagiku"

-Jayendra Kaivan.

***

Setelah mendapat telepon dari Sagara. Jefry, Sakhy dan Naren segera menuju ke ruang UKS untuk menjenguk Jayendra sebentar.

Namun sebelum itu, mereka bertiga pergi ke kantin terlebih dahulu guna membeli beberapa bungkus makanan untuk dimakan bersama sewaktu berada di UKS nanti.

Mereka memilih untuk membeli beberapa bungkus mie ayam. Setelah mereka membelinya, mereka mampir sebentar di sebuah toko untuk membelikan Jayendra es krim jagung. Menurut Naren, Jayendra bisa saja mati jika sehari tidak makan makanan yang berbau jagung.

Setelah mereka membeli semua yang diperlukan, mereka segera menuju ke ruang UKS untuk makan bersama.


***

Di dalam ruang UKS, Jayendra sedang memandangi handphonenya, tak jarang ia juga tersenyum tipis ketika memandangi handphonenya, menurutmu apa yang sedang dipandang Jayendra hingga sukses membuat dirinya tersenyum?

Rupannya sedari tadi Jayendra membuka aplikasi bernama tik-tok, dan dengan tidak sengaja muncul sebuah video keluarga cemara pada FYP tik-toknya.

Jayendra turut bangga melihat video itu, menurut Jayendra ia ikut merasakan kebahagiaan ketika melihat video itu. Tanpa disadari sebuah air asin telah meluncur bebas dari pelupuk mata Jayendra, ia kembali teringat dengan kalimat Ayahnya satu minggu lalu. Sungguh kalimat itu selalu membekas pada pikiran Jayendra.

"jangan banyak tingkah, You are just a nuisance in this family"

(Kamu hanya penyusah di keluarga ini)

Itu adalah sepenggal kalimat yang berhasil terlontarkan dari mulut Savian kisaran satu minggu lalu. Meski Jayendra sudah terbiasa dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Ayahnya, ini adalah kalimat paling menusuk di sepanjang hidupnya.

Mendapati Jayendra yang tengah menangis dengan handphone yang tergeletak di atas kasur dengan layar yang masih menyala, Jendra menghampiri Jayendra dan mendudukkan tubuhnya tepat di samping Jayendra.

7 Wounds  [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang