Bantu vote dan komentarnya yaa
Satu vote dan komentar kalian itu sudah berarti banget bagi author.
HAPPY READING
*
*
**
*
****
Malam hari tepatnya pada pukul 20:00, anak anak tengah berada di kamar Harsa. Mereka semua baru saja melaksanakan sholat isya dan di-imami oleh Harsa.
Malam ini mereka memutuskan untuk salung bercerita tentang kesan atau isi hati mereka selama bulan Juni ini. Memang seperti inilah rutinitas mereka, mereka semua pasti akan melakukan hal ini setiap 1 bulan sekali.
Mereka segera duduk di atas karpet dengan posisi melingkar, dengan segala camilan dan minuman di tengahnya.
"Jadi ... apa yang kalian rasakan selama satu bulan ini?" Tanya Harsa memulai percakapan.
"Bukan di bulan ini aja gue merasa bahagia, setiap kalian nanya gue perihal arti bahagia, gue pasti akan jawab jika bahagianya gue itu ketika bunda dan ayah mulai mengadopsi gue dari panti asuhan, gue merasakan kehangatan ketika ada di samping Lo semua. " Ujar Jeffry mengutarakan segala isi hatinya.
"Sama dengan Lo, Jef. Gue juga bahagia banget bisa diangkat sebagai anak oleh ayah dan bunda, tapi ada satu keinginan besar di hidup gue." Sambung Sakhy.
"Pasti kalian ngerasa kalo gue selalu bahagia setiap saat kan? Sebenernya itu kebohongan, Bang, dek. Gue selalu tertekan setiap hari. Bunda Ayah selalu tuntut gue buat dapet nilai sempurna, sedangkan gue udah gak bisa." Ujar Jendra dengan air mata yang mulai membasahi pipi mulusnya.
"Gak papa, Jen. Pasti ada waktunya buat Lo bebas dari ini semua, kita ini hanya menunggu saja, takdir tuhan lebih indah dari yang kita bayangkan." Harsa berkata dengan tujuan menguatkan hati adek-adeknya.
"Kalian berdua gimana? Baik-baik aja kan?" Tanya Harsa kepada Sagara dan Jayendra yang sedari tadi hanya diam tak membuka suara sedikitpun.
Tak ada jawaban dari Jayendra, Sagara hanya mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Namun sepertinya, itu semua hanya kebohongan belaka. Mustahil bagi Sagara jika kesehariannya selalu bahagia, Sagara selalu menjadi pelampiasan orang tuanya ketika ada masalah, walau itu bukan salah Sagara. Begitupun Jayendra.
"Gak mungkin kalo Lo baik-baik aja, Gar, Jay. Sekarang jujur, kalian berdua kenapa?" Tanya Harsa memastikan.
"Bohong itu, cek aja pergelangan tangan kiri Abang Jay" celetuk Naren membuat Jayendra kesal.
Harsa yang mendengar saran dari Naren seketika langsung mendekatkan dirinya kepada Jayendra. Harsa menatap wajah Jayendra sekilas, dapat dilihat dari wajah Jayendra jika dirinya tengah menyembunyikan sesuatu, jika dilihat dari matanya sepertinya Jayendra tengah memberikan isyarat kepada Harsa untuk tidak membuka pergelangan tangan kirinya saat ini.
Tapi Harsa tetap membukanya, ia lebih memilih untuk mengetahui keadaan adik adiknya. Dan benar saja, ketika Harsa membuka lengan baju Jayendra, terlihat ada beberapa luka sayatan yang jika dilihat cukup parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...