🍁 4. Siapa aku sebenarnya?

302 34 2
                                    

#hi guyss

#malem. Uda pada tidur belum?

#jangan begadang. Gabaik!!

#yang baca ini janlup voment nya yaa

#absen disini yukk yang baca

#jangan jadi READERS GOIB !!

*
*
*

HAPPY READING ALL

*
*

*
*
*
*

BUNDA!! AYAH!! KENAPA KAKEK TADI DIUSIR, KASIAN DIA TAK PUNYA RUMAH, DIA KELAPARAN, ANAKNYA SUDAH TAK ADA YANG PEDULI DENGANNYA" Marah Harsa dengan wajah yang memerah.

"Jika kau sayang dengan kakek tua tadi, mengapa kau tak ikut serta dengannya?" Jawab Savian dengan senyum smirk.

"Kalian tak punya hati!!" Harsa langsung saja pergi dari hadapan kedua orang tuanya dan pergi ke kamar.

~◇~

Sementara itu, Jayendra sedang berada di kamar seorang diri, entah apa yang ia lakukan di kamar. Hampir kesehariannya selalu ia habiskan dengan berdiam diri di dalam kamar. Bahkan, di saat suatu hari Harsa menanyakan di mana tempat favoritnya, pasti Jayendra akan menjawab, kamar tidur.

Jayendra sering kali melamun, dan dengan sengaja ia juga sering melukai lengan kirinya dengan pecahan kaca. Walau seperti itu, dia begitu pandai menyembunyikan semuanya, hingga tak ada yang sadar jika hampir sekujur tubuhnya dipenuhi luka.

"Gue sebenernya anak siapa sih? Kenapa yang Gue lakuin semuanya hampir salah dimata Ayah Bunda? Apa Gue harus mati baru diakui sebagai anaknya? Atau jika aku mati tetap saja dianggap sebagai pembunuh?" Batin anak malang itu berkata.

Lagi-lagi ia mengambil pecahan kaca yang ia sembunyikan di sebuah kotak tepat di atas almarinya. Anak itu kembali membuat beberapa sayatan di lengan kirinya.

Ternyata benar, tak semua orang tua bangga atas kehadiran anaknya.

Mungkin sudah banyak orang yang mengira jika Jayendra adalah anak setengah gila. Pasalnya ia juga sering teringat dengan kejadian satu tahun lalu---kasus pembunuhan neneknya. Dan ingatan kelam itu membuat Jayendra sering kali berbicara sendiri.

/tok-tok-tok

"Jay ... lo di dalem?" Panggil Sagara.

Jayendra segera mengusap air matanya dan mengatakan "iya, gue di dalam, lo buka aja pintunya"

Sagara pun membuka pintu, dan segera mendudukkan badannya tepat di samping Jayendra. Sagara tak sengaja mendapati bahwa pipi mulus kakaknya terbasahi oleh air mata. Tentu saja Sagara menanyakan perihal itu, dan Jayendra hanya menjawab bahwa ia baru saja kelilipan. Bukankah itu hanya sebuah alasan lama?

"Jay, ayo ikut Gue" ajaknya.

"Ke mana emang"

"Gue mau ke kamar bang Harsa, sekalian nanyain keadaan dia" jelas Sagara.

7 Wounds  [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang