An Yujin berjalan sempoyongan, tubuhnya terhuyung-huyung saat memasuki kamarnya. Matanya hampir tertutup sepenuhnya oleh kelelahan yang tak tertahankan. Tanpa pikir panjang, dia menjatuhkan dirinya di atas kasur yang terasa seperti surga di tengah siksaan yang baru saja dia alami.
Dia melirik ke jam dinding di kamarnya. Sudah pukul empat pagi. Sudah berjam-jam hingga dini hari dirinya dihajar oleh banyaknya soal pelajaran dari ayahnya.
Setiap menit yang berlalu selama sesi belajar tadi terasa seperti siksaan yang tak berujung. Sekarang, di tengah malam yang sepi dan hening, Yujin menyadari bahwa dia sama sekali belum tidur atau istirahat.
Dengan tangan yang gemetar karena kelelahan, Yujin meraih ponsel yang tergeletak di samping kasurnya. Layarnya menyala, dan dia membuka kunci ponselnya dengan lambat. Di sana, di layar ponselnya, terdapat sebuah pesan masuk berjam-jam yang lalu.
Jake Shim : Kau sudah tidur?
Yujin membaca pesan dari Jake yang barus aja dia baca. Dengan jari-jari yang masih gemetar, dia mulai mengetik balasan.
An Yujin : Maaf, baru lihat pesannya sekarang. Ada apa?
Dia mengirim pesan itu dan menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir rasa lelah yang menguasai tubuhnya. Matanya terpejam sejenak, tetapi pikirannya terus berputar, memikirkan segala sesuatu yang telah terjadi hari ini.
Tiba-tiba, ponselnya berbunyi, tanda ada pesan masuk. Jake membalas pesannya dengan cepat.
Jake Shim : Kau sudah bangun? Aku tidak sengaja terbangun dan membaca pesan masukmu.
An Yujin : Aku sama sekali belum tidur.
Jake Shim : Astaga! Kenapa kau belum tidur?
An Yujin : Aku harus menjalani sesi belajar bersama dengan ayahku sampai dini hari.
Jake Shim : Istirahat yang cukup, Jangan terlalu memaksakan diri. Jika ada apa-apa, kau bisa hubungi aku kapan saja!
Yujin: Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah. Terima kasih sudah peduli, Jake. Aku akan mencoba tidur sebentar sekarang.
Jake Shim : Selamat beristirahat!
Yujin tersenyum tipis, merasakan sedikit kelegaan dari perhatian Jake.
Yujin: Terima kasih, Jake. Selamat malam!
Dia meletakkan ponselnya di samping bantal dan membiarkan dirinya tenggelam dalam keheningan malam. Mata Yujin perlahan-lahan terpejam. Rasa lelah yang menguasai tubuhnya akhirnya mengalahkan segalanya, dan dia tertidur dengan cepat.
-
Jay Park duduk di sebuah ruang pertemuan yang remang-remang, dikelilingi oleh dinding berpanel kayu gelap. Di hadapannya, sejumlah staf agensi duduk berjajar, menyiapkan catatan dan dokumen untuk rapat yang akan segera dimulai. Di tengah kesibukan tersebut, Jay tetap tenang, meski dalam hatinya ada rasa gugup dan antisipasi yang sulit ia sembunyikan.
Pintu ruang pertemuan terbuka, dan Jung Myoungji, pimpinan DreamWave Entertainment, melangkah masuk dengan langkah percaya diri. Seluruh mata tertuju padanya, dan suasana ruangan seketika menjadi lebih serius. Jung Myoungji adalah sosok yang disegani, dikenal karena ketegasannya dan kemampuannya dalam mengelola artis-artis besar di industri hiburan.
"Selamat sore, semuanya," sapa Jung Myoungji dengan suara tegas. "Kita di sini untuk memastikan persiapan comeback Jay Park berjalan lancar. Rilis akan dilakukan tepat jam dua belas malam nanti, jadi kita tidak punya banyak waktu."
Jay mengangguk, merasakan beban ekspektasi yang ada di pundaknya. Ini adalah momen besar baginya, dan dia tahu betapa pentingnya setiap detail dalam persiapan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+
FanfictionDi salah satu sekolah di Seoul, SMA Seongju, siswa-siswa dielompokkan ke dalam empat strata berdasarkan tingkat sosial dan akademik mereka. Namun, sistem ini menciptakan ketegangan dan konflik yang mendalam di antara siswa. Ketika sebuah misteri bes...