Jay Park duduk sendirian di balkon kamar rawat rumah sakitnya di malam hari. Kedua orang tuanya sedang tidak ada di sana, dan suasana malam yang tenang melingkupi balkon yang sederhana itu.
Jay yang mengenakan baju pasien, duduk di kursi dengan tatapan kosong. Dengan hati-hati, ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya, menempelkan ujungnya di mulutnya, dan mulai mencari korek api di saku.
Saat itulah suara seorang perempuan memecah keheningan. "Kau tidak bisa berhenti merokok sekalipun ini rumah sakit?" suara itu datang dari belakang, disertai dengan nada keheranan.
Jay menoleh dan melihat Jang Wonyoung berdiri di sana, wajahnya terlihat segar meski suasana malam di luar cukup dingin. Wonyoung melangkah mendekat, tatapannya penuh rasa heran.
Jay segera menarik rokok dari mulutnya dan menyimpannya kembali ke dalam saku celananya.
"Santai saja, kau bisa merokok di depanku," ujar Wonyoung sambil tersenyum tipis.
Jay mengangkat alisnya, sedikit terkejut. "Kau datang sendiri? Di mana yang lainnya?"
Wonyoung mengangguk pelan. "Hm, aku sendiri."
Jay mengangguk-angguk, lalu kembali memandang ke sekeliling balkon dengan tatapan kosong. "Bagaimana keadaan sekolah sekarang?"
Wonyoung menghela napas sebelum menjawab. "Bang Heejin menutup paksa Firma Hukum Taegang, tempat Pengacara Lee bekerja."
Jay terkejut, langsung berdiri dengan wajah yang menunjukkan ketidakpercayaan. "Menutup paksa?"
Wonyoung mengangguk. "Bang Heejin memberikan tuduhan penghindaran pajak dan penyimpangan undang-undang pada firma hukum Taegang."
Jay memandang Wonyoung dengan penuh kekhawatiran. "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"
Wonyoung melanjutkan, "Aku, Sunghoon, dan Pengacara Lee menyusun sebuah rencana baru."
Jay menatapnya tajam. "Rencana apa?"
Wonyoung menjelaskan dengan detail. "Pengacara Lee Heeseung membawa gugatan yang dilayangkan pada Firma Hukum Taegang ke Ketua Mahkamah Agung, ayah Park Sunghoon. Sunghoon membantunya untuk mengatur pertemuan antara ayahnya dan Pengacara Lee."
Jay menyimak dengan seksama, wajahnya menampakkan rasa ingin tahu.
Wonyoung melanjutkan, "Sedangkan tugasku adalah mengumpulkan bukti-bukti korupsi Bang Heejin di SMA Seongju yang memang sudah aku kumpulkan selama ini. Bukti-bukti itu aku serahkan pada Yujin agar dia membuat sebuah artikel lagi. Setelah artikel terbuat, artikel itu akan segera dipublikasikan oleh Jake."
Jay merasa bersemangat, tetapi Wonyoung segera menegaskan, "Aku bisa membantu!"
Wonyoung menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tidak! Kau harus fokus pada penyembuhanmu."
Jay berdecak kesal. "Aku sehat! Aku benar-benar sehat!"
Wonyoung tetap tenang, suaranya tetap penuh kepedulian. "Kau dan Kim Gaeul sengaja tidak aku ikut sertakan dalam rencana ini. Kau harus fokus pada penyembuhanmu, sedangkan Gaeul harus fokus melawan Cheon Suho dalam pemilihan Ketua Angkatan."
Jay menatap Wonyoung dengan penuh pertanyaan. "Kapan rencana itu akan dijalankan?"
Wonyoung memeriksa jam tangannya sejenak. "Besok sore, Pengacara Lee dan ayah Sunghoon akan mendatangi kantor pengadilan. Ayah Sunghoon sebagai Ketua Mahkamah Agung akan meminta pencabutan gugatan dan pembatalan penutupan Firma Hukum Taegang. Setelah itu, aku akan meminta Yujin dan Jake untuk mengurus artikel yang telah disiapkan!"
Jay terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru diterimanya. "Besok?"
Wonyoung mengangguk. "Besok sore..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+
FanficDi salah satu sekolah di Seoul, SMA Seongju, siswa-siswa dielompokkan ke dalam empat strata berdasarkan tingkat sosial dan akademik mereka. Namun, sistem ini menciptakan ketegangan dan konflik yang mendalam di antara siswa. Ketika sebuah misteri bes...