Orang-orang di jalanan segera berkumpul di sekitar Jake yang tergeletak di tengah jalan, tatapan mereka penuh dengan kekhawatiran dan kebingungan. Mereka bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi.
Jake, berusaha keras untuk tetap membuka matanya, mulai merangkak di atas aspal yang dingin. Tangannya meraih ponselnya yang tergeletak tidak jauh dari tubuhnya. Dengan sisa tenaga yang ada, Jake bangkit berdiri, meskipun darah masih mengalir dari pelipis kanannya.
Seorang pria paruh baya yang ada di dekatnya bertanya dengan suara cemas, "Kau baik-baik saja, anak muda?"
Jake menatap sekelilingnya, wajah-wajah penuh kekhawatiran menatapnya. "S-Saya baik-baik saja..." jawabnya terengah-engah, mencoba meyakinkan mereka meskipun kondisinya jelas menunjukkan sebaliknya.
Tanpa membuang waktu, Jake berbalik dan mulai berlari, meskipun rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Dia tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang terkejut melihatnya berlari dengan kepala berdarah. Tujuannya hanya satu: memastikan bahwa dia tepat waktu mendatangi Yujin.
Jake telah sampai di gedung apartemen yang tidak jauh di sekitar itu. Tanpa ragu, dia memasuki gedung dan segera menuju tangga darurat. Napasnya tersengal-sengal, setiap langkah terasa berat.
Dia mulai menaiki tangga dengan cepat, menuju lantai yang paling atas. Setiap langkahnya terdengar seperti detak jam yang berdetak semakin cepat, seolah-olah waktu berlomba dengan hidup dan mati.
Jake kini telah sampai di lantai atap gedung itu. Napasnya terengah-engah, tubuhnya terasa berat akibat cedera, namun matanya tetap fokus pada sosok Yujin yang berdiri di tepi.
"AN YUJIIIN!!!" teriak Jake dengan segenap tenaga yang tersisa.
Yujin seketika menoleh, matanya membesar ketika melihat Jake berdiri di sana, dengan darah mengalir di pelipisnya.
Jake mulai mendekat perlahan. "Jangan berbuat hal gila!"
Yujin memandangnya dengan kebingungan dan kepedihan. "Kenapa kau bisa tahu aku berada di sini?"
Jake berdehem, mencoba mengatur napasnya yang masih terengah-engah. "I-Itu akan aku ceritakan nanti. Sekarang kau harus menyingkir dari situ. Kau bisa terjatuh..."
Pandangan Yujin tertuju pada darah yang mengalir di kepala Jake. "K-Kepalamu..."
Jake, baru menyadari parahnya lukanya, memegang pelipisnya dan melihat telapak tangannya penuh darah. Rasa sakit mulai terasa di kepalanya, membuatnya menunduk dan mengerang dalam diam.
Jake menarik napas panjang dan berusaha tetap tenang. "Aku baik-baik saja..."
Yujin terlihat semakin cemas, suaranya bergetar. "Seharusnya aku tidak menjawab teleponmu."
Jake menggeleng, menatap Yujin dengan tatapan penuh keteguhan. "Tidak! Itu sudah benar... Kerja bagus! Kau sudah mau mengangkat teleponku..."
Yujin berkata dengan suara gemetar, "Jangan mendekat..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+
FanfictionDi salah satu sekolah di Seoul, SMA Seongju, siswa-siswa dielompokkan ke dalam empat strata berdasarkan tingkat sosial dan akademik mereka. Namun, sistem ini menciptakan ketegangan dan konflik yang mendalam di antara siswa. Ketika sebuah misteri bes...