Chapter 16 : Beban Moral

258 28 2
                                    

Jay Park duduk sendirian di depan bartender sebuah klub malam, meneguk minuman beralkoholnya sambil melamun. Sesekali dia mengamati kerumunan, mencari sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya.

Ketika pandangan Jay tertuju pada gerombolan yang baru saja masuk, dia mengenali sosok Lee Bora dan teman-temannya. Mereka melewati kerumunan klub dengan percaya diri dan masuk ke sebuah ruangan bertirai di sudut ruangan.

Jay menghela napas, mengangkat gelasnya sekali lagi, lalu meneguk minumannya. Tapi, tiba-tiba, dia melihat seseorang yang tidak biasa di tempat seperti ini—Jang Wonyoung, mengenakan piyama tidur. Dahinya berkerut melihat gadis itu masuk ke klub dengan langkah hati-hati.

"Jang Wonyoung?" gumam Jay, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Wonyoung mendekati ruangan bertirai tempat Lee Bora dan teman-temannya masuk, tampak mengendap-endap dan mengintip dari balik tirai.

Jay mendapati sekumpulan pria mabuk menatap Wonyoung dengan tatapan cabul. Salah satu dari mereka mulai bergerak mendekati Wonyoung, yang tampak tidak sadar akan bahaya yang mengintainya.

Jay segera berdiri dari tempatnya, meninggalkan bartender dengan cepat. Dia berjalan cepat, berusaha mencapai Wonyoung sebelum pria mabuk itu bisa. Tanpa ragu, Jay menarik pergelangan tangan Wonyoung dan menyandarkan tubuhnya ke tembok lorong, membuat pria mabuk itu mengurungkan niatnya untuk mendekatinya.

Wonyoung terkejut, hampir berteriak, tapi segera menyadari siapa yang menariknya. Jay menatapnya dengan tatapan tegas.

"Pesanlah kamar untuk bercumbu, miskin! Jangan seenaknya berciuman di tempat seperti ini!" seru Lee Bora dengan nada mengejek sebelum kembali masuk ke dalam ruangan tanpa menyadari siapa sebenarnya dua orang itu adalah Jay dan Wonyoung.

Jay menarik Wonyoung keluar dari klub malam itu, mengarahkan mereka ke parkiran mobil yang agak sepi. Udara malam yang dingin membuat napas mereka terlihat seperti uap. Jay berhenti, membiarkan Wonyoung melepaskan diri dari genggamannya.

"Apa yang kau lakukan di sana? Membuntuti Lee Bora?" tanya Jay, membuka percakapan.

Wonyoung mengangguk. "Bagaimana kau bisa tahu?"

Jay merogoh sakunya, mengambil sebatang rokok. "Aku melihat Lee Bora, Byeon Jaejun, dan yang lainnya. Mereka beberapa kali pernah ke sini."

Wonyoung menatap Jay yang mulai bercerita.

Jay menyalakan rokoknya, menyesapnya dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Beberapa kali. Terakhir mereka datang ke sini bersama dengan Hwang Haein. Setelah itu, mereka lama sekali tidak ke sini. Hari ini aku baru melihat mereka lagi setelah sekian lama."

"Hwang Haein? Juga pernah kesini?!" Wonyoung tampak terkejut.

Jay mengangguk sambil menghembuskan asap rokok. "Hm. Mereka selalu memesan ruangan itu."

Wonyoung menatap Jay dengan mata penuh tanda tanya. "Apa yang mereka lakukan di sana?"

Jay menggeleng. "Aku tidak tahu. Aku tidak pernah penasaran dengan itu."

"Apakah kau tahu jika klub itu menjual narkoba?" tanya Wonyoung, suaranya penuh ketegangan.

Jay mengangguk lagi. "Hm. Aku tahu..."

Wonyoung menyipitkan matanya, menatap Jay yang sedang merokok di sana.

Jay menyadari tatapan tersebut dan segera merespon. "Kau pikir aku memakai narkoba? Jangan gila! Narkoba bisa merubah penampilan wajahku. Aku hanya minum-minum dan merokok saja di sana saat aku merasa lelah."

Wonyoung menghela napas panjang, membuang pandangannya.

Jay menambahkan, "Lee Bora dan teman-temannya yang memakainya?"

The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang