Chapter 44 : The Downfall

218 24 57
                                    

Professor An Joonsang, seorang dosen berpengalaman dan guru besar di Universitas Seoul, berdiri di depan kantor polisi itu. Wajahnya tampak murung dan lelah, seolah menanggung beban berat yang tak terangkat. Dengan tangan yang bergetar sedikit, dia memegang beberapa lembar berkas penting.

An Joonsang menghela napas panjang sebelum melangkah ke dalam kantor polisi. Dia memilih salah satu kursi di area penerimaan masyarakat, tempat biasanya digunakan untuk melaporkan berbagai jenis kasus.

Seorang petugas kepolisian yang duduk di meja depan memperhatikan kehadirannya dan mengangkat alis, penasaran dengan kedatangan pria tersebut. "Selamat datang di Kantor Kepolisian Seoul. Ada yang bisa saya bantu?" tanya polisi dengan nada profesional.

An Joonsang tertegun sejenak, seakan-akan meresapi beratnya kata-kata yang akan dia ucapkan. Wajahnya yang biasanya tegas kini menunjukkan keraguan dan kepasrahan. "Saya ingin melaporkan diri saya sendiri," jawabnya dengan suara pelan namun jelas.

Polisi itu mengerutkan dahinya, tampak bingung dengan pernyataan tersebut. Tidak ada yang biasanya datang ke kantor polisi untuk melaporkan kesalahan mereka sendiri tanpa disuruh. "Maaf, Anda ingin melaporkan diri sendiri? Tentang apa?" tanya petugas dengan nada skeptis.

An Joonsang menatap polisi tersebut dengan tatapan serius. "Saya, Professor An Joonsang, Guru Besar Universitas Seoul, telah melakukan sebuah kecurangan. Saya bekerja sama dengan Bang Heejin, Kepala Sekolah SMA Seongju, dalam pemalsuan surat hasil pemeriksaan mendiang Hwang Haein. Saya juga terlibat dalam kasus korupsi akademi."

Petugas kepolisian tampak terkejut dan segera mulai mengetik sesuatu di komputernya. "Korupsi akademi?" tanya petugas itu, menatap layar dengan serius.

An Joonsang mengangguk dengan lemah, mengakui kesalahannya. "Benar. Bang Heejin dan saya terlibat dalam praktik kotor yang memberikan keuntungan tidak sah kepada siswa dengan cara mengatur kursi atau kuota khusus di fakultas kedokteran. Kami memalsukan hasil pemeriksaan medis untuk memastikan siswa-siswa tertentu diterima, dengan imbalan berbagai keuntungan."

Polisi tersebut berhenti mengetik dan menatap An Joonsang dengan penuh perhatian. "Jadi, Anda mengatakan bahwa Anda terlibat dalam pemalsuan dokumen medis dan korupsi dalam penerimaan mahasiswa?"

An Joonsang mengangguk lagi, wajahnya penuh rasa bersalah. "Ya. Saya tahu apa yang kami lakukan sangat salah, dan saya siap untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan saya."

Petugas kepolisian mengangguk perlahan dan mulai membuat catatan dari pengakuan tersebut. "Baik, Professor An Joonsang. Terima kasih atas kejujuran Anda. Kami akan memproses laporan Anda dan mengatur langkah selanjutnya."

An Joonsang kemudian menyerahkan semua berkas yang dia bawa. "Ini adalah berkas-berkas yang bisa menjadi bukti dalam kasus ini. Tolong biarkan saya mendapat hukuman yang sesuai dengan apa yang telah saya lakukan."

(FLASHBACK)

Malam itu, suasana di rumah An Joonsang terasa berat dan penuh dengan ketegangan. Ruang tamu yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan keheningan yang tidak nyaman. Lampu-lampu kuning lembut menerangi ruangan.

An Yujin duduk di sofa dengan sikap tegas dan penuh determinasi. Matanya menatap ayahnya yang duduk di kursi berlawanan, mengabaikan kenyamanan sofa yang seharusnya memberikan rasa tenang. An Joonsang, dengan wajah lelah dan penuh penyesalan, duduk dengan tangan yang gemetar di pangkuan, menunggu kata-kata putrinya.

"Aku datang ke sini bukan untuk tinggal bersama ayah lagi," ucap Yujin dengan suara yang tenang namun penuh tekad. Setiap kata yang diucapkannya terasa seperti senjata tajam yang menusuk langsung ke hati An Joonsang.

The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang