(FLASHBACK)
Hujan mengguyur deras kota Seoul malam itu, menciptakan suasana muram dan dingin yang menembus hingga ke jantung kota. Semua siswa SMA Seongju tengah disibukkan dengan kelas malam mereka di sekolah, berusaha mengejar materi pelajaran yang terasa semakin menumpuk. Jam dinding menunjukan pukul delapan malam, dan setiap ruang kelas tampak terang, dipenuhi siswa-siswa yang sibuk belajar.
Namun, di salah satu ruangan yang gelap dan lampunya mati. Ruangan tersebut adalah bekas ruang kelas yang sudah tidak terpakai lagi. Di dalam ruangan itu, terlihat siluet seorang siswa perempuan yang duduk bersandar di pojokan, menggendong bayi. Di sekitarnya, tampak bercak darah yang berceceran. Siswa perempuan itu tampak terengah-engah, napasnya pendek dan terlihat sangat kelelahan.
Tiba-tiba, pintu ruangan tersebut terbuka dengan suara berderit. Tampak sesosok Hwang Haein yang datang masuk dengan tergesa-gesa. Matanya membelalak ketika melihat pemandangan di depannya. Dia mulai berjalan menghampiri siswa perempuan yang tengah menggendong bayi di pojokan.
Hwang Haein terkejut dan sontak menutup mulutnya dengan tangan. Di luar, gelegar petir menyambar.
"K-Kau selama ini hamil?" tanya Haein dengan suara terkejut yang bergetar.
Siluet siswa perempuan itu mengangguk pelan.
(FLASHBACK SELESAI)
Malam hari di dalam sebuah kantor firma hukum di Seoul, Lee Heeseung masih berkutat dengan papan tulis di hadapannya. Dia menuliskan sesuatu dengan spidol, pikirannya penuh dengan analisis yang harus diselesaikan malam itu juga.
Suara pintu kaca terbuka membuyarkan konsentrasinya. Seorang laki-laki yang merupakan rekan kerja Heeseung berdiri di ambang pintu.
"Kau tidak pulang?" tanya laki-laki itu.
Heeseung menoleh, matanya sedkit Lelah. "Masih ada yang harus aku kerjakan. Kau pulang saja dulu."
Laki-laki itu mengangguk. "Baiklah!" ucapnya sebelum meninggalkan kantor.
Lampu-lampu di seluruh kantor mulai mati satu per satu, hanya menyisakan ruangan Heeseung yang tetap terang benderang.
Heeseung bergumam pada dirinya sendiri, "Tiga website forum diskusi terbesar di Korea..." Sambil berpikir keras, dia menuliskan tiga nama website di papan tulis: K-Talk, TrendHive, dan Starbuzz. "Dari ketiga ini, website mana yang harus aku gunakan untuk mengangkat kasus SMA Seongju ke permukaan?"
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Heeseung seketika menoleh ke arah pintu kaca, melihat Park Sunghoon dan Kim Gaeul di sana.
"Ah, sudah datang rupanya," kata Heeseung.
Sunghoon dan Gaeul mulai membuka pintu dan masuk ke ruang kerja Lee Heeseung.
"Apakah kau menunggu lama, Pengacara Lee?" tanya Sunghoon.
Heeseung menggeleng, "Tidak juga..."
Gaeul berjalan mendekati papan tulis yang penuh dengan tulisan dan skema yang dibuat Heeseung. Dia memerhatikannya dengan seksama, mencoba memahami strategi yang sedang dirancang.
"Kau sudah menemukan cara untuk mempublikasikan kasus ini?" tanya Gaeul, suaranya penuh harapan.
Heeseung mengangguk, "Aku sedang memikirkan opsi terbaik. K-Talk, TrendHive, dan Starbuzz, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kita perlu memilih platform yang paling efektif untuk menarik perhatian publik dan memicu diskusi yang kita butuhkan."
Sunghoon mendekati papan tulis dan membaca catatan Heeseung. "Jika kita memilih K-Talk, kita bisa memanfaatkan jaringan sosial mereka yang luas, tapi ada risiko informasi kita tenggelam di tengah begitu banyaknya topik yang dibahas di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+
FanfictionDi salah satu sekolah di Seoul, SMA Seongju, siswa-siswa dielompokkan ke dalam empat strata berdasarkan tingkat sosial dan akademik mereka. Namun, sistem ini menciptakan ketegangan dan konflik yang mendalam di antara siswa. Ketika sebuah misteri bes...