Malam itu, Park Sunghoon dan Kim Gaeul sedari tadi masih duduk bersama di depan supermarket. Mereka tampak mengobrolkan banyak hal di sana. Pembicaraan mereka menyentuh berbagai topik, mulai dari hal-hal ringan hingga masalah yang lebih serius.
Gaeul, dengan penasaran yang tak bisa disembunyikan, membuka topik baru. "Bagaimana hubunganmu dengan Jang Wonyoung sekarang? Kita di awal sempat menaruh curiga besar dengannya."
Sunghoon menatap ke arah meja, merenung sejenak sebelum menjawab. "Aku sudah meminta maaf secara pribadi. Segala kesalahpahaman yang ada sudah aku luruskan."
Gaeul mengangguk, ekspresinya menunjukkan pemikiran mendalam. "Aku benar-benar tidak menyangka, ternyata pertemananmu dengannya yang sudah begitu lama tidak menjamin akan selalu baik-baik saja."
Sunghoon menghela napas panjang. "Entahlah... Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan, bukan?"
Gaeul mengamati wajah Sunghoon, matanya penuh rasa ingin tahu. "Apa arti Jang Wonyoung bagimu?"
Sunghoon terdiam sejenak, tampak merenung sebelum menjawab. "Jang Wonyoung... Bagiku, dia benar-benar orang yang luar biasa. Ibunya meninggal bunuh diri, dan dia menjadi orang pertama yang melihat ibunya pada kejadian itu."
Gaeul merasakan ketegangan dalam suara Sunghoon dan menjawab dengan empati. "Aku tidak bisa membayangkan benturan mental seperti apa yang dihadapi Wonyoung pada saat itu."
Sunghoon mengangguk. "Sebagai seseorang yang sudah lama berteman dengannya, bisa dikatakan aku sangat mengenalnya lebih dibanding dengan teman-teman yang lain."
"Aku bisa melihat hal itu," sahut Gaeul.
Sunghoon menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Sifat yang dimiliki Jang Wonyoung sekarang terbentuk karena orang-orang di sekelilingnya. Dia bisa sangat tulus kepada orang yang dipercayainya, namun dia bisa menjadi sosok lawan yang berat bagi orang yang tidak berada di pihaknya."
Gaeul terdiam di sana. Gadis itu menungu perkataan Sunghoon lebih lanjut.
Sunghoon menambahkan dengan nada yang lebih dalam. "Jang Wonyoung sangat membenci orang yang memakai barang yang sama dengannya. Itu karena Lee Bora selalu menirunya semenjak kecil."
Malam itu terasa semakin hening, seolah dunia sekeliling mereka berhenti sejenak. Angin musim dingin berhembus kencang, membawa dingin yang menusuk dan membuat suasana semakin terasa sepi. Di bawah payung besar yang melindungi mereka dari udara malam yang dingin, percakapan mereka tiba-tiba terhenti.
Sunghoon, mencoba memecahkan keheningan, membuka sebuah topik baru. "Han Kyungseok. Apakah dia masih mengganggumu?"
Gaeul mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan kepasrahan dan kelelahan. "Dia masih menguntitku seperti orang gila. Bahkan dia mengirimkan foto-foto tidak pantas ke nomorku."
Mendengar jawaban itu, Sunghoon menatapnya dengan tatapan marah dan khawatir. "Dia benar-benar bajingan gila. Kau tahu rumahnya di mana?"
Gaeul menggeleng. "Aku tidak tahu. Sepertinya Lee Bora dan teman-temannya yang membiayai kehidupannya di Seoul."
Sunghoon menghela napas dalam-dalam, tampak frustasi. "Jaga dirimu, Kim Gaeul. Beri tahu aku jika dia berbuat macam-macam denganmu lagi."
Gaeul menatap Sunghoon dengan mata penuh rasa ingin tahu dan keheranan. "Kenapa kau begitu peduli padaku?"
Sunghoon menelan ludahnya, tampak mencari kata-kata yang tepat. "Karena kau rekanku..."
Gaeul mengangguk. "Terima kasih. Aku sudah meminta bantuan Pengacara Lee Heeseung untuk menghadapi Han Kyungseok."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+
FanfictionDi salah satu sekolah di Seoul, SMA Seongju, siswa-siswa dielompokkan ke dalam empat strata berdasarkan tingkat sosial dan akademik mereka. Namun, sistem ini menciptakan ketegangan dan konflik yang mendalam di antara siswa. Ketika sebuah misteri bes...