Chapter 32 : Bertarung dalam Gelap

295 38 6
                                    

Kim Gaeul sudah memakai seragam sekolah pagi itu, tengah menyiapkan sarapan di rumahnya. Ayahnya, Kim Hyunjoon, sedang merapikan pakaian kemejanya di dalam kamar. Gaeul berjalan dari dapur menuju ruang makan, membawa dua mangkuk sup dan semangkuk kimchi.

Kim Hyunjoon bertanya dari dalam kamar, "Gaeul, di mana kaos kaki ayah?"

Gaeul berjalan kembali ke dapur sambil menjawab, "Di lemari biasanya..." serunya dari dapur.

Kim Hyunjoon berseru lagi, "Tidak ada... ayah tidak menemukannya!"

Gaeul yang sedang memindahkan nasi ke dua mangkuk berseru, "Kaos kaki yang warna apa?"

"Kaos kaki warna abu-abu!" jawab Kim Hyunjoon.

Gaeul kini menata dua mangkuk nasi di meja makan. "Sudah aku buang. Kaos kaki itu sudah berlubang besar!"

"Kenapa kau membuangnya? Itu nyaman dipakai!" protes Kim Hyunjoon.

Gaeul berjalan menuju kamar ayahnya. "Aku sudah membelikan ayah kaos kaki baru. Kaos kaki yang lama sudah tidak bisa dipakai lagi. Lagipula ayah punya beberapa kaos kaki, kenapa pakai yang itu terus?"

Kim Hyunjoon mulai memakai kaos kaki barunya. "Kaos kaki yang lama nyaman di kaki."

Gaeul memperhatikan kemeja putih ayahnya. "Ayah... kenapa ayah memakai kemeja yang ini?"

"Kenapa memangnya?" tanya Kim Hyunjoon.

"Kemeja yang ini terkena lunturan dari pakaian lain. Ganti saja!" ujar Gaeul.

"Ah tidak perlu! Tidak terlihat oleh orang-orang kantor!" balas Kim Hyunjoon.

Gaeul mulai mengambil kemeja lain di lemari ayahnya. "Ganti saja! Pakai yang ini! Nanti kemeja yang terkena lunturan warna akan kuberi pemutih."

Setelah perdebatan kecil itu, mereka berdua duduk di meja makan, menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh Gaeul. Meskipun Gaeul masih seorang siswa SMA, dia sudah terbiasa mengurus rumah dan ayahnya sejak ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu.

Kim Hyunjoon menikmati sarapan yang dibuat oleh putrinya, sambil menanyakan rencana kuliah Gaeul. "Omong-omong, kau akan melanjutkan kuliah di mana?"

Kim Gaeul yang baru saja selesai mengunyah tampak berpikir sejenak. "Aku belum ada bayangan. Tapi yang jelas aku tidak tertarik pada sains."

Kim Hyunjoon mengangguk. "Ayah setuju, sains belum tentu kau akan bekerja di sains nantinya. Lihat ayah! Ayah lulusan mahasiswa sains, sekarang malah bekerja di agensi entertainment."

Gaeul menjawab, "Sebenarnya aku ingin seperti ibu dulu..."

Kim Hyunjoon bertanya, "Dosen Fakultas Hukum? Kau ingin menjadi dosen?

Gaeul menggeleng. "Bukan... aku ingin sama seperti ibu yang bekerja di dunia hukum. Tapi aku belum ada bayangan..."

Kim Hyunjoon menyahut, "Ayah menjadi teringat, beberapa waktu yang lalu dihubungi oleh kepala Fakultas Hukum Universitas Cheong Ah Busan."

Gaeul bertanya, "Universitas Cheong Ah Busan? Tempat ibu mengajar dulu?"

Kim Hyunjoon mengangguk. "Kepala Fakultas Hukum di sana bilang pada ayah ada satu kursi kosong untukmu jika ingin masuk di sana. Biaya pendidikannya gratis, karena ibumu pernah menjadi dosen yang berjasa di sana."

Gaeul tampak memikirkan sesuatu. "Kursi kosong? Jalur orang dalam?!"

Kim Hyunjoon menjelaskan, "Kurang lebih seperti itu. Tapi kita tidak memberi uang sogokan. Mereka melakukan itu untuk menghargai jasa ibumu. Tapi ayah tidak memaksa, kau berhak memilih..."

The Hierarchy | ENHYPEN x IVE | 2024 | 17+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang