Who Is Mafia? S2 - E16

134 3 0
                                    

Masa terus berlalu dan kini hampir menjejaki 2 bulan, setiap hari diri Jisung berubah bahkan dirinya lebih dingin dibanding dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa terus berlalu dan kini hampir menjejaki 2 bulan, setiap hari diri Jisung berubah bahkan dirinya lebih dingin dibanding dahulu.

Jeno, Jaemin dan Chenle nggak tau apa yang udah terjadi ama Jisung, setiap kali mereka nanya pasti Jisung bakal alihin perbicaraan mereka membuatkan mereka mampu diem aja buat ngikutin jalan perubahan Jisung.

Berkali-kali Chenle coba buat berbual ama Jisung, tapi semuanya kayak nggak ada yang penting sama sekali bagi Jisung, malahan lebih kerap keluar tiap malam dibanding seperti dulu yang selalu ama Chenle.

*10.53pm malam*

"Jie kamu mau kemana? Keluar lagi ya?" Bertanya karna melihat Jisung seakan bersiap pengen keluar.

"Nggak usah peduliin aku, lagian nggak lama kok dalam jam 2 gitu aku balik!" Berlalu pergi, meninggalkan Chenle yang menghembuskan nafas beratnya.

"Kamu berubah Jie, apa karna aku bertemen ama kakak tingkat itu ya?" Batin Chenle menatap pemergian Jisung.

.

Di sisi lain, Jisung tiba di sebuah gudang angker bersama seseorang yang telah terikat di sebuah kursi dalam keadaan pingsan karna ulah Jisung sendiri, membuatkan dirinya tersenyum bangga atas mangsa pertamanya.

Tak lama itu, dengan perlahan mata anak itu terbuka dan melihat ke sekeliling tempat lalu dengan tiba-tiba melotot karna melihat wajah Jisung di hadapannya, bahkan anak itu pengen teriak sekuatnya akan tetapi mulutnya di tutup dengan sebuah kain.

"Shussshhh...lo boleh diem nggak? Atau lo mau gue potong terus lidah lo?" Ancam Jisung membuatkan anak itu terdiem dengan peluh bercucuran di sisi wajahnya.

"Gue nggak bakal lakuin apa-apa ke lo, tapi........" Jisung menghentikan kata-katanya, lalu merendahkan tubuhnya setara dengan anak itu, menatap dengan penuh tajam seperti ortunya.

"Gue mau lo jadi bahan permainan pembunuhan pertama gue malam ini!" Smirk muncul, membuatkan anak itu tak henti bergerak karna saking takutnya, apalagi Jisung mulai perlahan mencucuk sebuah pisau yang udah di asah tajam ke dalam pahanya.

Karna belum cukup puas, pisau tadi perlahan menghiris di dalam kulitnya sehingga paha anak itu koyak sepenuhnya membuatkan darah terus sahaja mengalir membasahi lantai gudang itu.

Anak itu dengan sekuat tenaganya hanya mampu menangis karna buat minta tolong juga nggak ada gunanya, gudang angker itu jauh di dalam hutan, kalo diperkirakan oleh Jisung nggak ada yang tau kalo ada gudang lama di dalam hutan itu.

"Hmm...kayaknya badan lo bagus ya!?" Perlahan membuka butang baju anak itu, dan bener aja kalo badan anak itu bagus bahkan mempunyai perut yang berkotak-kotak.

"Harus gue apain perut lo ini? Mau gue motong rosak bukan? Atau gue sentuh boleh nggak?" Anak itu menggeleng keras karna takut Jisung bakal tusuk dirinya.

"Jangan takut dek, gue cuma pengen sentuh aja kok!" Jisung mula menggerakkan tangannya yang berawal dari leher anak itu hinggalah perut abs anak itu, lalu berhenti dan merubahkan wajahnya jadi datar.

Who Is Mafia? || Nomin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang