Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seara membuka matanya, ia pun merentangkan tangannya, sambil berbalik badan.
Mata Seara langsung membulat, saat ia menyadari tangannya berada diatas paha seseorang.
"Aaa..." Teriak Seara
Seara pun mengadahkan pandanganya, ia baru tersadar jika ia sudah menikah dan berbagi ranjang dengan Nathan.
Ia pun segera menutup mulutnya, dan menormalkan wajahnya.
"Maafkan aku, aku hanya terkejut" Ucap Seara menatap Nathan yang sudah terbangun sedari tadi, dan duduk menyandarkan tubuhnya diujung ranjang.
Nathan hanya tersenyum tipis. "Tidurmu nyenyak sekali" Ucapnya.
Seara pun beranjak dan mendudukan dirinya sambil tersenyum menahan malu.
"Tidurmu tidak nyenyak ya? Pasti gara-gara lukamu, mana lihat sekarang bagaimana? Apakah masih sakit?" Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya pada lengan Nathan.
"Masih" Jawab Nathan singkat.
"Mau ku bantu ganti perban?" Tanya Seara.
Nathan hanya mengangguk.
Seara pun berjalan mengambil kotak P3K dikamarnya, dan kembali duduk disamping Nathan.
Seara membuka balutan perban di lengan Nathan dengan pelan dan penuh kehati-hatian.
Namun Nathan malah terfokus pada wajah Seara. Melihat wajah cantiknya, dari mulai mata, hidung, bibir dan rahang merupakan perpaduan yang sempurna. Ia pun tidak bisa menyangkal jika putri bungsu keluarga Simon memang secantik ini. Wajar jika banyak para pemuda banyak yang menginginkan, juga para orang tua yang menginginkan menantu sepertinya.
Nathan mendengus kesal dalam hatinya.
Tidak kah kau bersyukur sekarang bisa menikahi wanita yang diidam-idam semua orang Nath?
Nathan merasa kesal sendiri pada dirinya, apalagi saat melihat Seara malah berlaku baik padanya. Ia semakin merasa bersalah pada Seara, dan semakin membenci dirinya sendiri.
Bukan maksud aku ingin menyakiti dirimu Seara, tapi situasi yang membuatku seperti ini. Sedikitpun aku tidak ingin menyakiti hati siapapun, tapi entah kenapa rasanya aku tidak bisa berkutik dalam situasi ini.
"Aaw..." rinngis Nathan saat Seara mencoba mengobati bagian lukanya tepat bagian dijahitannya.
Seara langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap Nathan.
"Sakit ya? Maaf- maaf aku akan mencoba lebih pelan lagi" Ucap Seara.
Nathan tak henti-hentinya melihat Seara yang tengah fokus mengobati lukanya dengan serius, sampai-sampai ia tidak sadar jika sejak tadi Nathan terus memperhatikannya.
Dihari pertama setelah pernikahan, dan setelah menikmati makan siang mereka. Nathan kini ia sedang terduduk di sofa sambil mengecek berkas-berkas dengan satu tangannya.