15

310 19 4
                                    

Seorang wanita yang tengah hamil tua itu semakin mengeratkan pelukan  pada suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita yang tengah hamil tua itu semakin mengeratkan pelukan  pada suaminya.

"Sayang?" Ucap sang istri

"Hmm?" Tanya suami

"Apakah kau mendengar sesuatu?"

"Mendengar apa?"

Sang istri pun mendongkakkan wajahnya.

"Suara tangisan bayi" ucap sang istri

Namun sang suami malah terkekeh mendengarkan ucapan istrinya tersebut.

"Apakah kau sudah tidak sabar, menunggu kelahiran anak kita?" Ucap sang suami sambil mengelus perut istrinya.

Sang istri pun hanya memasang wajah masam saat mendengar jawaban dari suaminya.

Padahal bukan itu yang ia maksud, tapi memang akhir-akhir ini ia sering mendengar suara tangisan bayi dari kejauhan bukan hanya malam, tapi siang atau sore pun ia sering mendengarnya. Namun ia tak tahu suara itu berasal dari mana, karena ia tak memiliki banyak tetangga, karena rumah mereka berjarak cukup jauh dari pada rumah yang lain, dan yang ia tahu tetangga disekitarnya, tidak mempunyai anak kecil apalagi bayi, karena tetangganya masih lajang.

"Sayang, besok aku ingin makan sup labu kuning" ucap sang istri.

"Baiklah, besok aku akan meminta labu kuning itu dikebunnya tetangga kita"

Sang istripun mengangguk tersenyum.

"Sekarang kita tidur ya" Sang suami pun memeluk erat istrinya.

Istri dari laki-laki yang bernama Ragnar Oratmangoen itu pun tersenyum lalu memejamkan matanya. Ia sangat bersyukur memiliki suami yang baik, sabar serta selalu berusaha membahagiakannya.

Malam itu pun bergerak menapaki kodratnya, pagi yang cerah hingga menjelang siang, nyonya Oratmangoen itu sudah tidak sabar menunggu kepulangan suaminya. Ia benar - benar tidak sabar ia segera memasak sup labu kuning, yang sudah ia bayangkan sejak malam hari.

Sambil mengelus-ngelus perutnya yang sudah membuncit. Suara decitan pagar pun terdengar, walau sedikit kesusahan untuk beranjak, namun dengan penuh semangat ia ingin menyambut kedatangan suaminya dan tentunya serta membawa pesanannya.

Ia segera membuka pintu rumahnya dengan wajah sumeringahnya. Namun ternyata ia malah mendapati wajah suaminya yang murung. Dan berjalan lesu masuk kedalam rumahnya.

"Ada apa?" Tanya istrinya.

"Aku kesal sekali" Jawab Ragnar Oratmangoen sambil mendudukan dirinya disofanya.

Istrinya pun ikut penasaran dan ikut terduduk disamping suaminya.

"Tadi aku mendatangi rumah Sandi Walsh, untuk meminta labu di kebunnya, tapi dia malah memarahiku, dan menyuruhku untuk pergi" lanjut Ragnar.

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang