Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lyn mengkancing satu persatu pada gaun bagian belakang yang dikenakan oleh Seara. Setelah menyelesaikannya, Lyn melanjutkan untuk menata rambut Seara.
"Lyn..." Ucap Seara sambil memandanginya di cermin.
"Ya nyonya?"
"Setelah kau menjadi kepala maid di Mansionku, kau jadi begitu sibuk sekali"
"Ahh, benar sekali nyonya ada banyak yang harus kerjakan ternyata setelah menjadi kepala maid" jawab Lyn
"Hmm. Ya aku pun paham, kalau begitu carikan aku maid pribadi lagi"
Mata Lyn membelalak terkejut. "Maksudnya nyonya, apakah nyonya mencari orang baru sebagai penggantiku?" Tanya Lyn ragu namun penasaran.
"Maksudku kau tetap menjadi maid pribadiku, tapi aku butuh seseorang saat kau sibuk Lyn"
Lyn menghela nafas lega. "Ahh begitu, tentu nyonya, akan segera aku laksanakan" ucap Lyn sambil tersenyum.
"Oh iya carikan yang pandai memijat juga. Semenjak aku berpergian ikut bekerja bersama Nathan, tubuhku merasa sering pegal" timpal Seara.
"Ya aku mengerti pasti nyonya sangat kelelahan, apalagi ditambah aktivitas nyonya dengan tuan Nathan di ranjang, pasti sangatlah melelahkan" kekeh Lyn
Mata Seara langsung membulat mendengar ucapan Lyn, pipinya langsung merah merona seperti tomat.
Seara langsung membalikan badannya. "Lyn!!!"
Lyn terkekeh langsung menyimpan sisir dimeja dan segera keluar menghindari kekesalan Seara.
Seara sedikit kesal dengan ucapan Lyn barusan, namun setelah itu ia pun ikut mengulum senyumnya sendiri.
Lyn pasti sangat tahu saat ia membantu memandikan dan memakaikan gaunnya, bagaimana dada Seara yang penuh bercak merah mahakarya dari suaminya.
Seara memandang dirinya dicermin, serasa dirinya sudah siap, ia pun keluar, dihalaman depan Alex sudah menyiapkan mobil untuk kepergiannya hari ini.
Tempat tujuannya kali hanya membutuhkan waktu satu jam, meski tidak terlalu jauh, namun letaknya sudah bukan wilayah kota Heerenveen.
Mobil Seara pun memasuki sebuah Mansion megah dengan dominan berwarna biru muda, meskipun begitu Mansion ini tidak bisa mengalahkan megahnya Mansion milik keluarga Simon.
Seara memasuki ruangan utama yang di pandu dengan maid disana. Tak lama dari itu nyonya pemilik Mansion ini pun keluar dengan wajah terkejut.
"Astaga...Seara sayang" ucapnya yang langsung menghampiri Seara dan langsung memeluknya.
Seara membalas pelukannya dengan ramah. "Bagaimana kabar ibu?" Tanya Seara.
"Baik nak" jawabnya sambil melepaskan pelukannya.
Ia pun menoleh kebelakang mencari-cari seseorang. "Dimana suamimu nak?"