19

246 20 0
                                    

Pukulan demi pukulan ia lampiaskan sebagai keteledoran anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukulan demi pukulan ia lampiaskan sebagai keteledoran anak buahnya. Marcelino marah besar pada tujuh anak buahnya, atas kaburnya Irene dan bayinya.

Ketujuh anak buahnya hanya terdiam pasrah saat pukulan keras mengenai mereka. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dengan keadaan.

Disaat Marcelino tengah memukul satu persatu anak buahnya, tibalah masuk Jordi Amat, seketika Marcelino menghentikan aktivitasnya, Marcelino dan ketujuh anak buahnya langsung menunduk hormat. Namun Jordi langsung melangkah mengampiri Marcelino, satu pukulan keras melayang pada wajah Marcelino hingga ia tersungkur.

Jordi menarik kerah Marcelino. "Menjaga satu wanita dan satu bayi saja kau tidak bisa hah!" Bentak Jordi.

"Maafkan aku tuan" lirih Marcelino

Marcelino ditarik berdiri, Jordi melayangkan lagi pukulan keras ia tersungkur pada beberapa anak buahnya.

Jordi bertolak pinggang, memperhatikan satu persatu anak buahnya.

"Aku tidak mau tahu, cepat temukan wanita itu dan bayinya atau kalian akan ku jadikan santapan harimau milik kerluarga ini!"

"Baik tuan" Jawab serentak.

Tak lama dari itu pintu terbuka, sosok yang paling ditakuti semuanya datang.

Marcelino dan anak buahnya menunduk semakin bawah memberikan penghormatan pada bos besarnya.

"Justin, mereka kehilangan wanita itu" ucap Jordi pada Justin.

Justin dengan wajahnya yang garang memandang anak buahnya yang sudah babak belur.

Cukup lama Justin terdiam hanya memandang semua anak buahnya. Mereka semakin menunduk ketakutan tak berani menatap langsung seorang Justin.

"Kalian semua keluar!" Ucap Justin

Mereka pun menggangguk dan segera keluar hanya menyisakan Justin dan Jordi.

Justin berjalan menuju kursi, lalu mendudukan dirinya dengan santai. Sedangkan Jordi hanya terus menatap pergerakan Justin.

"Paman..." Justin mengawali pembicaraan.

Jordi terus menatap Justin menunggu ia melanjutkan kata-katanya.

"Apa yang akan paman lakukan jika wanita dan bayi itu tidak ditemukan?" Tanya Justin santai sambil merenggangkan kedua tangannya.

Pandangan Jordi pun ia alihkan pada setiap sudut diruangan itu. "Sebenarnya wanita dan bayi itu merupakan alat yang sangat penting bagi kita. Tapi mungkin aku berencana untuk menuntaskan kegagalan saat malam pernikahan mereka waktu lalu"

"Maksud paman, paman akan mencoba membunuh Nathan lagi?" Tanya Justin

Jordi menatap Justin. "Benar"

Justin tersenyum kecut. "Sungguh ide yang sangat bodoh paman. Orang bodoh pun akan langsung mengganggap jika akulah yang membunuhnya, walaupun dengan kata lain sebenarnya pamanlah yang membunuhnya" Justin menatap lurus kedepan.

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang