Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene yang merasa terpojok, ia kebingungan sendiri. Alex, Nathan, dan Zelma pun berusaha berbicara baik-baik pada Irene agar Irene dapat melepaskan Seara.
Seara yang sudah tak kuasa untuk melakukan apapun, serta tubuhnya yang mulai lemas ia merasa pasrah, apapun yang akan di lakukan Irene ia akan menerimanya. Sekalipun ini adalah hari terakhirnya ia hidup, Seara akan menerimanya. Ia tidak akan menyalahkan siapapun, ia berpikir jika ini mungkin saja sebagai penebusan dosa karena Seara telah merebut kebahagiaan Irene, merebut Nathan darinya, dan merebut sosok ayah dari anak Irene dan Nathan.
Seara begitu pasrah dimana pisau tajam milik Irene itu beberapa senti berada didekat lehernya. Hingga tanpa disadari semua orang, tiba-tiba terdengar suara ledakan pistol tepat dibelakang Irene dan Seara.
Semua mengerjap terkejut, begitu juga dengan Seara yang memejamkan matanya, namun setelah ia membuka kembali matanya, Irene pun melepaskan cengkraman di lehernya, serta pisaunya pun langsung terjatuh. Tak lama dari itu Irene ambruk ke lantai, Seara yang menyadari hal itu segera menahan tubuh Irene.
Seara menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang melepaskan tembakan itu, dengan penuh keterkejutan, Seara membebelak tak percaya.
"Kakak..." Gumam Seara
Punggung Irene mengeluarkan darah begitu banyak, pakaian Seara pun ikut berlumuran darah karena menahan tubuh Irene.
Nafas Irene tercekat menahan rasa sakit yang luar biasa. Seara menangis melihat keadaan Irene.
"Irene..." Ucap Seara
"Maafkan aku Seara" ucap Irene dengan suara yang lemah.
Seara terisak. "Tidak Irene, kau tidak bersalah, aku pun akan melakukan hal yang sama jika aku berada diposisimu"
Nathan dan Zelma pun ikut mendekati Irene.
Irene tersenyum lemah. "Kau wanita yang baik Seara, pantas Nathan sangat mencintaimu"
Irene pun meringis kesakitan luar biasa.
"Irene bertahanlah! Cepat panggilkan dokter Jane!" Teriak Seara
Nathan pun berusaha memegang tubuh Irene. "Irene" ucap Nathan yang ikutan khawatir.
Jeritan rasa sakit yang rasakan Irene pun itu menjadi jeritan terakhirnya, Irene menghembuskan nafas terakhirnya.
Seara menangis tak kuasa, ia memeluk erat Irene yang sudah tak bernyawa, Zelma pun ikut menangisi kepergian Irene yang ia kenal sebagai Irish, teman sekamarnya, juga sahabatnya.