21

251 21 0
                                    

Nathan terbangun dari tidurnya, ia melihat ranjang disampingnya sudah kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan terbangun dari tidurnya, ia melihat ranjang disampingnya sudah kosong.

Kemana Seara?

Biasanya Nathan adalah orang yang selalu bangun pertama dibandingkan Seara, baru kali ini ia melihat Seara yang sudah tidak ada diranjangnya. Tanpa pikir panjang Nathan pun segera berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah itu saat ia menggunakan pakaian rapi ia keluar untuk sarapan ternyata Seara sudah ada disana.

"Kau bangun lebih pagi?" Tanya Nathan

Seara mengangguk sambil tersenyum.

Nathan pun mendudukan dirinya terlihat sarapan kali ini adalah makanan favoritnya semua. Nathan terlihat keheranan.

"Aku tanya Ibu Welmi apa makanan kesukaanmu" ucap Seara yang menyadari kebingan Nathan

Nathan tersenyum. "Terimakasih Seara"

Mereka pun sarapan bersama, ada perasaan lega di hati mereka, Seara benar-benar ingin menghilangkan rasa kecanggungan diantara mereka, Seara menginginkan Mansion ini lebih hidup dan ceria, walau didalamnya jika dikelupas lebih dalam terdapat banyak luka, kesedihan, kekecewaan yang terjadi pada keduanya baik itu pada Seara maupun Nathan yang tentunya tidak bisa dilihat atau dirasakan oleh orang lain

***

Nathan baru saja menyelesaikan rapatnya. Sekarang ia tengah memijat keningnya, rasanya bebannya bukannya malah berkurang, namun justru malah bertambah.

Ayahnya Romeo Tjoe A On, mendesak agar Nathan segera mengeluarkan produk baru dari perusahaannya, untuk menaikan nilai saham perusahaannya juga kepopulerannya.

Keluarga Tjoe A On yang sudah lama, menggeluti bisnis bidang pangan, maka dari tahun ke tahun harus selalu mengaupgrade produk-produknya agar terus naik. Maka dari itu Nathan dan yang lain harus terus memutar otak menciptakan ide-ide jenis makanan apa yang harus ia keluarkan.

Ernando yang melihat Nathan terlihat stress dengan bebannya, membuat ia merasa ikut prihatin.

"Mau aku ambilkan kopi tuan?" Tawar Ernando

Nathan menghela nafas panjang, kemudian mengangguk.

Ernando pun tersenyum dan keluar, untuk meminta pelayan membawakan kopi untuk Nathan. Dan tak lama dari itu kopi pun datang.

Nathan pun menyesap kopi tersebut, walau tak menghilangkan semua bebannya, setidaknya kopi ini membuat ia lebih sedikit lebih lega.

"Tuan..." ucap Ernando

"Ya" jawab Nathan sambil menaruh cangkir kopinya.

"Maaf jika aku lancang. Aku dan anak buahku sudah semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Irene, namun sampai sekarang dia benar-benar tidak ditemukan, bahkan jejaknya pun tidak ada yang tahu. Aku merasa kalau Irene memang—"

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang