32

129 19 12
                                    

Zelma mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zelma mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Nathan.

"Maaf tuan nama dia Irish bukan Irene" Ucap Zelma.

Nathan pun segera menyadarkan lamunannya.

"Baiklah, kau bisa keluar, tinggalkan kami berdua" ucap Nathan.

Zelma pun akhirnya menunduk pamit keluar dari ruangan Nathan.

Nathan pun bediri dari kursi tempat kerjanya. Ia melangkahkan kakinya mendekati Irene.

"Irene bagaimana bisa kau—?"

"Kenapa? Kau terkejut aku bisa masuk ke kesini!" Potong Irene

"Irene, aku sudah lama mencarimu, Ernando dan anak buahnya selalu mencari keberadaanmu. Sebenarnya kau berada dimana, dan dimana Zayden?"

Irene berdesis. "Sudahlah Nathan tidak usah berbasa-basi seolah kau peduli padaku dan anak ku. Aku tahu kau lebih memilih wanita manja yang kaya itu kan?"

Nathan melangkahkan kakinya mendekati Irene.

Namun Irene segera mundur, dan mengangkat satu tangannya. "Stop! Jangan mendekat, aku membencimu Nath, aku membenci semua ulah licik kalian!"

"Irene apa maksudmu! Jangan berbicara sembarangan. Kau tidak pernah tahu bagaimana diposisiku saat itu!"

Nafas Irene memburu penuh emosi.

"Kau bilang berbicara sembarangan? Kau pun tidak tahu bagaimana perjuanganku dan Zayden agar tetap bisa hidup hingga aku bisa sampai disini!" Teriak Irene mengeluarkan semua perasaannya yang selama ini ia bendung.

"Dan aku tahu itu semua ulah wanita manja itu!" Isak Irene yang menumpahkan kekesalannya.

"Cukup! Cukup Irene! Aku tahu kau membenciku, tapi kau tidak berhak berkata seperti itu pada Seara!" Timpal Nathan.

Irene mengadahkan kepalanya menatap tajam Nathan. "Kenapa hm? Karena dia istrimu? Karena dia lebih kaya darimu begitu?"

Plakk

Tamparan keras melayang di pipi Irene.

"Aku ingatkan kepadamu Irene Hill. Aku bukan laki-laki yang seperti kau maksud. Dan aku peringatkan kau untuk jangan bertidak bodoh pada Seara! Atau kau akan tahu akibatnya!"

Dada Irene naik turun penuh emosi, ia memegang pipinya yang basah serta menahan sakit bekas tamparan dari Nathan.

Dengan tatapan kecewa Irene langsung membalikan badannya dan langsung keluar dari ruangan Nathan. Irene berlari sambil menangis, tidak peduli dengan semua orang yang memperhatikannya, ia tidak peduli dengan keadaannya yang sudah tidak karuan. Ia tidak peduli semua itu. Ia membuka pintu kamarnya dengan kasar membuat Zelma yang berada disitu terkejut dengan kedatangannya.

Sejak ia meninggalkan Irish diruangan Nathan. Hati Zelma tak menentu, ia merasa khawatir, cemas, takut. Ia tidak ingin jika sahabatnya harus mengalami hukuman seperti apa yang telah dilakukan Ivar beserta anak buahnya.

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang