33

135 19 15
                                    

Dengan tergesa-gesa serta hati yang menggebu-gebu Nathan berjalan dengan langkah yang cepat sampai-sampai Ernando kewalahan untuk menyamakan langkahnya dengan Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tergesa-gesa serta hati yang menggebu-gebu Nathan berjalan dengan langkah yang cepat sampai-sampai Ernando kewalahan untuk menyamakan langkahnya dengan Nathan.

Hingga akhirnya Nathan sudah berada di tempat tujuannya. Nathan membuka pintunya dengan kasar, dengan langkah cepat ia menghampiri Justin, menarik kerah bajunya dan memukulnya dengan keras hingga Justin tersungkur, Nathan kembali mendekati Justin langsung memukul Justin secara bertubi-tubi.

"Kau!" Ucap Nathan.

Ernando segera melerai Nathan, berusaha menghentikan perbuatan Nathan. Begitu juga dengan Marcelino yang langsung membantu Justin dan menjauhkannya dari Nathan.

"Tuan cukup!" Ucap Ernando menenangkan Nathan.

Justin berdesis, yang kemudian ia terkekeh sinis dengan apa yang dilakukannya Nathan padanya.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku hah?" Tanya Nathan

Justin mengelap darah disudut bibirnya dengan ibu jarinya sambil terkekeh kemudian menatap Nathan.

"Tentu saja aku ingin kau keluar dari bagian keluarga ini"

Nathan semakin menajamkan tatapannya pada Justin. "Maksudmu?"

Justin tertawa mengejek. "Kau berpura-pura bodoh? Atau bagaimana? Tentu saja aku ingin kau bercerai dengan Seara" ucap Justin

"Dasar gila!" Timpal Nathan

Justin terbahak. "Ya. Aku memang gila. Gila kekuasaan, bukan gila wanita sepertimu!"

"Jaga mulutmu Justin!"

"Kenapa ? Kau tidak suka aku berbicara seperti itu? Bukankah itu fakta, memangnya lelaki sejati mana yang menikahi wanita lain disaat dia memiliki kekasih dan anak!" Ucap Justin menekankan kalimat terakhirnya.

Nathan membebelak, jadi Justin mengetahui semua masalalunya.

"Ah coba saja dulu Irene tidak kabur, dan aku berhasil menjadikannya tameng. Mungkin sekarang kau tidak akan menikah dengan Seara"

"Jadi, jadi kau yang—?"

Justin berjalan pelan mengitari Nathan. "Ya. Aku yang menculik Irene dan anakmu. Tapi sayangnya dia berhasil kabur"

"Sepertinya memang semesta sangat menyayangimu Nathan. Bahkan pamanku pun gagal membunuhmu disaat malam pernikahanmu, bahkan ular-ular itupun tidak ingin mematuk istrimu"

"Kau..." Nathan mendekati Justin dan siap melayangkan pukulan amarahnya, namun Marcelino segera menghalanginya untuk melindungi Justin.

"Jika kau merasa jantan, ayo kita bertanding satu lawan satu, bukannya kau bermain petak umpet seperti kucing!" Ucap Nathan penuh amarah.

Justin kembali tertawa. "Nathan...Nathan, untuk apa aku cape cape bertanding dengamu, jika aku bisa melakukan tanpa harus mengotori tanganku" ucapnya sambil menggesek-gesekan kedua tangannya seolah mengejek Nathan.

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang